Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 23 November 2009

Jual Potensi Jember, Bupati Djalal ke Eropa


LONTAR NEWS
Keinginan kuat Bupati Jember, untuk menjadikan daerah dan yang dipimpinnya, lebih baik dari sebelumnya, ternyata tidak hanya sebatas tataran wacana. Ini dibuktikan, berbagai upaya dilakukan demi terwujudnya obsesi besar menjadikan Jember dan masyarakatnya lebih baik. Salah satu kiat yang dilakukan dalam rangka itu, adalah membuat satu gelaran yang bisa menyedot perhatian orang banyak, tidak hanya lokal, tapi juga nasional bahkan mancanegara. Contoh yang masih hangat di benak masyarakat Jember, adalah gelaran Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ).

Meski BBJ tahun 2009 sudah berlalu hingga akhir Agustus lalu, namun gairahnya masih terasa sampai sekarang. Dari perhelatan akbar yang digelar tahunan di Jember ini, diperoleh satu terobosan, yakni menindaklanjuti upaya sosialisasi beragam potensi yang dimiliki Kabupaten Jember.
Dalam kaitan ini, Bupati Djalal, berusaha menjual kekayaan yang dimiliki Kabupaten Jember, pada para pemilik modal di daratan Eropa. “Ijin untuk Pak Bupati sudah turun dari Depdagri,” ujar Saptono Yusuf, Ketua DPRD Jember, dalam sebuah kesempatan.
Ada lima negara yang menjadi tujuan dari acara tandang selama sepekan oleh Bupati Jember itu. Di antara negara Eropa yang didatangi Bupati Djalal dan romobongan itu, adalah Jerman, Italia dan Belanda.
Adapun tujuan dari kepergian ke Eropa, yakni Bupati Djalal bermaksud menjalin kemitraan dengan negara-negara di kawasan itu. “Tujuannya untuk menjalin kemitraan dan membuka pasar yang lebih menjanjikan untuk perdagangan tembakau,” tandas Ketua DPRD Jember dari Partai Demokrat itu.
Upaya Bupati Djalal untuk membuka pasar lebih pasar bagi komoditi unggulan Kabupaten Jember ini, merupakan tindak lanjut dari pertemuan yang dilakukan bersama pengusaha perkebunan beberapa waktu sebelumnya di Pendopo Wahya Wibawagraha, Pemkab Jember. Dalam pertemuan itu Bupati Djalal, berjanji akan membantu pengusaha perkebunan mengembangkan peluang pasar.
Karena itu untuk menindaklanjuti janji yang pernah disampaikan kepada para pengusaha perkebunan itu, Bupati Djalal, berusaha mencari terobosan pasar di negara-negara daratan Eropa. Diharapkan dari upaya ini, akan ada tindak lanjut yang menguntungkan kedua belah pihak, baik pengusaha perkebunan sebagai produsen maupun importir negara-negara Eropa sebagai buyers.
Harapan lain dari terjalinnya kemitraan antara Kabupaten Jember dengan pelaku usaha di Eropa, yakni potensi besar lain yang dimiliki Jember bisa lebih dikenal dan dijual. Potensi itu tidak hanya pada sektor pertanian dan perkebunan saja, tapi juga potensi-potensi lain yang cukup melimpah Jember.
Itu seperti, kepariwisataan, pesta rakyat tahunan BBJ, bidang perikanan dan peternakan serta perkebunan kopi rakyat. Atau potensi lainnya, seperti pertambangan, hasil kerajinan masyarakat atau makanan rakyat yang beragamjenisnya di Jember serta batik Sumberjambe dan sebagainya. “Kita perlu ketemu langsung dengan para investor untuk menanamkan modalnya di Jember, dan hal itu ngak perlu dipersoalkan, semua itu demi kemajuan Jember kedepan,”ujar Kabag Humas Agoes Slameto.
Sebelumnya, dalam rangka yang sama, Pemkab Jember, melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian, mengikuti pameran di sejumlah tempat. Diantara pameran produk yang diikuti Disperindag Pemkab Jember, yakni di Jogyakarta, Bali, Jakarta dan di beberapa tempat lainnya. “Berbagai cara lewat BBJ, info ke 50 kedutaan, pameran diberbagai tempat telah dilakukan oleh pemerintah, termasuk kunjungan ke luar,”pungkasnya.
Bahkan lebih dari itu, guna penyebaran informasi terkait berbagai kegiatan yang dilakukan di Kabupaten Jember, serta beragam potensi yang dimiliki, Pemkab Jember, mengirimkan Tabloid Jember Terbina, ke 50 kedutaan yang ada di Jakarta. Publikasi seputar Jember dan potensinya ini juga dilakukan melalui situs www. Jemberkab.go.id. (mc-humaspemkab/Jbr)

Kunjungan Bupati ke Eropa Harus Dilihat dengan Kacamata Positif


LONTAR NEWS.
Keberangkatan Bupati Jember, MZA Djalal, ke sejumlah negara di daratan Eropa, bersama beberapa orang pejabat, yang sempat mendapat sorotan dari sejumlah kalangan mendapat tanggapan dari Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) HM Arum Sabil, SP. Arum mengatakan, kepergian Bupati Djalal, ke Eropa itu, seharusnya tidak dinilai negatif. Mengingat tujuan dari keberangkatannya ke Eropa, dalam rangka menggaet para pemilik modal yang di daratan Eropa, agar mau berinvestasi di Jember.
Arum menegaskan, upaya mencari terobosan atau semacam study banding sebagaimana dilakukan Bupati Jember, MZA Djalal ke Eropa, adalah sebuah kewajiban yang mesti dilakukan oleh seorang pemimpin masyarakat sekaligus daerah. Sebab dengan cara itu, paling tidak akan ada gambaran dari apa yang sudah dilihatnya di daratan Eropa. “Wajib bagi seorang bupati sebagai kepala daerah untuk memberdayakan masyarakatnya. Karena itu kepergian pak bupati ke Eropa dalam rangka menggaet investor, haruslah dilihat dengan kacamata positif,” kata HM Arum Sabil, tokoh petani tebu dari Kecamatan Tanggul, sekaligus sebagai Ketua APTRI.
Arum menilai, upaya Bupati Jember datang ke sejumlah negara di Eropa itu, tidak berbeda jauh dengan study banding. Sehingga dari apa yang dilihatnya di Eropa, setidaknya akan ada gambaran, bagaimana pola pemberdayaan masyarakat yang dijalankan di negara tersebut.
Apakah pola pemberdayaan di Eropa bisa dijalankan di Jember atau tidak. Kalaupun tidak bisa diterapkan sepenuhnya di Jember, menurut Arum, pola pemberdayaan masyarakat di Eropa itu, bisa saja disesuaikan dengan kondisi masyarakat dan daerah Jember.
“Ini upaya yang bagus. Artinya Pak Bupati mau jemput bola. Kalau tidak mau jemput bola, kapan investor mau datang ke Jember. Karena itu saya sangat setuju dengan upaya ini,” tandasnya.
Hanya saja yang perlu dilakukan oleh Pemkab Jember, berkaitan dengan upayanya menarik investor agar mau menanamkan modalnya di daerah ini, adalah ketersediaan sarana prasarana yang dibutuhkan. Yang paling dibutuhkan oleh pengusaha, agar mereka mau datang ke Jember, menurut Arum, adalah ketersediaan sarana transportasi yang memadai.
Arum menjelaskan, keberadaan lapangan terbang (lapter) Notohadinegoro, yang sampai saat ini belum beroperasi, haruslah segera dioperasikan. Karena bagi penguasa, ketersediaan sebuah lapter sangatlah fital, untuk memudahkan bergerak dari satu daerah ke daerah lain.
Tidak terkecuali dengan Jember. Kalau ingin investor mau menanamkan modalnya di daerah, yang terlebih dahulu harus dilakukan adalah menyediakan lapangan terbang yang memadai. “Kalau ingin ada investor yang masuk ke Jember, transportasinya harus memadai. Teman-teman saya aja bingung ketika akan datang ke Jember. Mereka tanya, nanti saya akan tidur di mana,” ujarnya.
Ketersediaan bandara yang memadai ini kata dia, sangatlah mutlak bagi Jember, karena jika tidak, maka jangan harap akan ada investor yang mau menanamkan modalnya di daerah ini. “Kalau APBD tidak cukup, minta support APBN. Buatlah bandara sesuai standar nasional,” tandasnya.
Arum yakin, kalau bandara Notohadinegoro bisa dioperasikan, maka akan terjadi pertumbuhan penginapan di Kota Jember. Setidaknya, hotel bintang tiga, akan banyak bermunculan di daerah dengan julukan Kota Seribu Pesantren ini. (gun)


Bupati Djalal Tegaskan Soal LP untuk Pegawai


LONTAR NEWS.
Penantian kalangan pegawai negeri, khususnya guru di lingkup Pemkab Jember, terhadap cairnya uang LP (LP), akhirnya terjawab. Ini setelah, Bupati MZA Djalal, dalam acara Dialog Solutif Bedah Potensi Desa di Desa/Kecamatan Mayang, Rabu (21/10), menegaskan soal uang LP yang banyak dipertanyakan kalangan guru dan pegawai itu.

Pernyataan yang sama juga disampaikan Bupati Djalal, pada acara peresmian Sarana dan Prasarana Pendidikan di Desa Lengkong, Kecamatan Mumbulsari, hari Kamis (29/10). Pada kesempatan itu Bupati Djalal kembali menegaskan bahwa uang LP yang diharapkan para pegawai tidak bakalan cair.
Menurut Kepala Bagian Humas Pemkab Jember, Drs Agoes Slameto, M.Si, bahwa pernyataan yang disampaikan bupati tersebut memperjelas kepada semua pihak, utamanya kalangan PNS, bahwa uang LP tidak akan pernah ada atau dengan kata lain Pemkab Jember belum bisa meluluskan harapan kalangan pegawai itu. “Kalau uang LP diminta, mohon maaf saya belum bisa menuruti,” jelas Agoes, seraya menirukan pernyataan Bupati Djalal.
Kesulitan Pemkab Jember untuk memenuhi harapan kalangan pegawai negeri atas uang LP ini, mengingat keuangan untuk keperluan tersebut tidak tersedia. Terlebih lagi, dana yang dibutuhkan, terbilang cukup besar, bahkan bisa mengganggu program pembangunan.
Padahal Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten untuk tahun 2010, hanya sekitar Rp 1,1 trilliun. Dana sebesar ini sebagian besar atau sekitar 60 % dibelanjakan untuk kegiatan rutin, termasuk kebutuhan gaji pegawai negeri, yang nilainya mencapai sekitar Rp 850 milliar.
Sedang sisanya yang hanya 40 %, diperuntukkan bagi kegiatan pemkab. “Kalau hak-hak pegawai ini dituruti semua, maka pemkab tidak akan berjalan. Ada kecenderungan belanja pegawai ini terus naik,” tandasnya
Dijelaskan Agoes, perihal uang LP yang banyak dipertanyakan kalangan pegawai ini memang perlu dijelaskan rinci, agar bisa dipahami bersama dan tidak menimbulkan persepsi macam-macam. Mengingat selama ini, kalangan pegawai, khususnya guru banyak yang menanyakan soal kapan uang tersebut akan dicairkan.
“Ini memang perlu dijelaskan, agar saya tidak di sms terus. Ada yang menanyakan kapan LP cair, mengapa Jember tidak mencairkan LP padahal daerah lain sudah. Malahan ada yang mengatakan, kalau LP tidak dicairkan, saya tidak akan mendukung Pak Djalal (untuk Pilkada 2010),” ujar Agoes, yang lagi-lagi mengutip pernyataan yang disampaikan Bupati Djalal, pada acara Dialog Solutif di Kecamatan Mayang itu.
Hitungan Bupati Djalal, lanjut Agoes, kalau uang LP yang diminta pegawai tersebut dicairkan, maka praktis sisa dana APBD tidak cukup untuk membiayai program pembangunan yang banyak diharapkan masyarakat. Terlebih dari kenyataan yang ada, Kabupaten Jember memiliki banyak perbedaan dibanding kabupaten-kabupaten yang ada di sekitarnya, baik dalam hal luasnya wilayah maupun jumlah penduduknya
“Memang Jember besar, tapi rakyatnya juga besar, jumlah penduduknya saja sudah mencapai 2,2 juta. Jember tidak bisa disamakan dengan Bondowoso atau kota Probolinggo,” terangnya.
Karena itu kepada kalangan pegawai, Bupati Djalal, kata Agoes, meminta pengertiannya untuk tidak terus menanyakan dan menagih uang LP. Kata Agoes, bupati juga meminta kepada para pegawai untuk lebih bijak dalam menyikapi masalah uang LP. “Kita harusnya malu pada masyarakat, karena terus menerus minta tambahan pendapatan,” imbuhnya. (indra).

Pemilu Langsung di Sekolah Dasar


Ketika Demokratisasi Merambah Sekolah Dasar

Seluruh Wali Murid Merasa Bertanggung Jawab Memajukan Sekolah

Tak banyak sekolah yang berusaha melibatkan seluruh wali muridnya untuk ikut berperan penuh dalam proses pendidikan di sekolah. Namun beda dengan yang terjadi di SDN Tanggul Kulon I, Kecamatan Tanggul. Sekolah ini sengaja melibatkan 821 wali muridnya untuk ikut menentukan kemajuan proses belajar, lewat pemilihan komite sekolah yang digelar secara langsung, layaknya pemilihan umum

Proses demokratisasi pada pelaksanaan pendidikan dalam sebuah sekolah, bagi SDN Tanggul Kulon I, Tanggul, dinilai sebagai sebuah keharusan yang mesti dilakukan. Karena dengan begini, wali murid bisa ikut menentukan kemajuan dari sekolah tersebut, tanpa adanya prasangka negatif, kalau misalnya muncul suatu persoalan.
Keterlibatan seluruh masyarakat (wali murid) dalam upaya memajukan dunia pendidikan, sebagaimana obsesi Bupati Jember, MZA Djalal lewat empat program prioritasnya, pendidikan, kesehatan, pertanian dan sarana prasarana, bak gayung bersambut. Masyarakat tidak hanya sebatas memperhatikan perkembangan pendidikan, tapi juga sudah berusaha untuk melibatkan diri secara langsung dalam upaya mencerdaskan anak-anak bangsa.
Kepedulian masyarakat yang seperti ini bisa dilihat dari proses pembentukan pengurus Komite Sekolah, yang merupakan lembaga pendamping dalam upaya peningkatan kualitas proses kegiatan belajar mengajar. Komite Sekolah yang di dalamnya beranggotakan atas unsur wali murid, pembentukannya tidak dilakukan lewat penunjukkan, tapi melalui penjaringan calon yang melibatkan seluruh wali murid.
Sebanyak 821 orang wali murid di sekolah itu, diberi kesempatan yang sama untuk mencalonkan diri menjadi pengurus Komite Sekolah. “Kita memang ingin adanya keterbukaan menejemen. Sehingga dengan cara seperti ini tidak ada lagi kecurigaan, dan seluruh wali murid merasa ikut bertanggung jawab atas kemajuan pendidikan di sekolah ini,” ujar Hari Mulyo, S.Pd, M.Si, Kepala Sekolah SDN Tanggul Kulon I, Kecamatan Tanggul, yang bangga atas lembaganya, karena berstatus sebagai Sekolah Model dan Favorit di daerah itu.
. Pembentukan pengurus Komite Sekolah di lembaga pendidikan ini, tambah Edy Sucipto, M.Pd, Ketua Panitia Pemilihan, diawali dengan penyebaran formulir pernyataan kesiapan menjadi pengurus komite kepada seluruh wali murid. Dari penyebaran blangko ini, tercatat ada 40 wali murid yang menyatakan kesiapannya menjadi pengurus komite.
Dari jumlah tersebut, hanya 15 orang wali murid yang dinyatakan berhak mengikuti kompetisi pemilihan pengurus komite sekolah, dan yang 25 orang dinyatakan gugur karena tidak memenuhi syarat. “Mungkin pemilihan pengurus komite sekolah secara langsung dengan melibatkan dan memberi kesempatan kepada seluruh wali murid ini baru di SDN Tanggul Kulon I,”imbuhnya
Dilaksanakannya pemilihan secara langsung untuk kepengurusan komite sekolah ini lanjut Edy, dimaksudkan, untuk menghindari adanya tudingan rekayasa. Karena itu proses pemilihannya pun diawali lewat penukaran kartu undangan yang dimiliki wali murid dengan surat suara.
Selanjutnya, setelah kartu suara dikantongi, wali murid menuju bilik suara untuk menyalurkan hak politiknya memilih calon yang disukai. Menurut Edy, seluruh wali murid mempunyai hak yang sama untuk menyalurkan aspirasi politiknya. “Saya kira ini merupakan cara yang paling tepat dalam membentuk kepengurusan komite sekolah, untuk menghindari kecurigaan,” imbuhnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan, Kabupaten Jember melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Drs Jumari, mengatakan, keterlibatan wali murid dalam proses pemilihan secara langsung dan terbuka ini, menunjukkan tingkat kepedulian masyarakat terhadap peningkatan kualitas pendidikan semakin baik. Mereka ingin melihat proses pendidikan yang diberikan kepada putera puterinya berjalan dengan baik dan berkualitas. “Ini menunjukkan, seluruh stakeholder merasa ikut bertanggung jawab atas kemajuan pendidikan,” katanya.
Karena itu, dia berharap, kepercayaan yang telah diberikan masyarakat kepada calon terpilih hendaknya dapat dijalankan dengan baik. “Tolong kepada yang terpilih kepercayaan masyarakat ini diemban dengan baik. Jangan sampai terkesan, bahwa komite sekolah hanya menjadi tukang stempel saja,”tandasnya.
Untuk diketahui, dari pelaksanaan pemilihan ini, tujuh orang dinyatakan berhak menjadi pengurus komite sekolah. Mereka antara lain, A Solikhin dengan 181 suara, Hj Tien Herlambang 62 suara, Sama’i, 34 suara, Abdul Azis, 29 suara, Desy Y, SE, 27 suara, Suryadi, SP, 21 suara, Musyahwar H, 20 suara.(bhre)

Kamis, 22 Oktober 2009

Alun-alun Kota Jember Bersolek


Alun-alun sebagai taman kota yang peruntukkannya sebagai tempat hiburan bagi keluarga, akan mampu memberikan kenyamanan, kesejukan dan kesenangan, kalau keadaannya cukup representatif. Karena itu, agar keberadaannya benar-benar menjadi sarana hiburan bagi keluarga, perlu dilakukan penataan yang sekiranya mampu menggugah selera masyarakat untuk mengunjungi sekaligus menikm
Kota Jember, sebagai ibukota kabupaten yang mengalami perkembangan cukup pesat dan menjadi rujukan kota-kota di daerah timur (eks Karesidenan Besuki), haruslah mampu mempresentasikan dirinya sebagai daerah yang layak untuk ditiru. Karena itu berbagai hal yang terkait dengan sarana umum, diupayakan dibuat sebagus mungkin dan secantik mungkin. Perbaikan atau penataan ini dilakukan, agar tata kota Jember terlihat semakin baik dan menarik, sehingga masyarakat local atau dari lain daerah yang datang ke Kota Jember akan merasa senang dan terhibur.
Ketersediaan sarana untuk umum di alun-alun ini, tidak hanya sebatas pada taman saja. Namun lebih dari itu, di tempat terbuka ini, juga harus tersedia sarana olahraga terbatas, yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya anak-anak muda. Seperti jalan sehat, bola basket atau cabang olahraga lain.
Nah dalam kaitan ini, Pemkab Jember, melalui Dinas Pekerjaan Umum, sudah berupaya menjadikan alun-alun seindah dan semenarik mungkin. Harapannya, dengan diperbaiki dan ditatanya kembali, alun-alun kota yang menjadi kebanggaan masyarakat sekaligus lambang kota Jember ini, benar-benar menjadi sarana hiburan bagi masyarakat yang jauh dari kesan kumuh, menyeramkan dan tidak menjadi ajang maksiat.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemkab Jember melalui Kabid Perencanaan, Pengawasan dan Pemanfaatan Daerah Milik Jalan, DPU Kabupaten Jember, Ir. Didit Yulianto, M.Si mengatakan, langkah yang dilakukan dalam rangka pembangunan alun-alun memiliki makna penataan lebih baik untuk kepentingan masyarakat. Menurutnya perbaikan itu dilakukan, mengingat dalam setiap harinya masyarakat menjadi tempat tersebut sebagai sarana untuk beraktivitas olah raga dan berekreasi. Atas pertimbangan tingginya kebutuhan masyarakat akan area dan apace yang lebih luas dan bisa digunakan untuk berolahrarga dan berkreakasi, maka dilakukanlah penataan ulang dan perbaikan atas keberadaan alun-alun itu.
“Selain itu alun-alun memang harus terbuka, agar tidak disalah gunakan oleh para remaja untuk berbuat di luar norma (berpacaran kelewatan, red) yang kalau dilihat menjadi pemandangan yang sangat risih,” tandasnya.
Menyangkut desaint untuk penataan alun-alun ini, Didit menyatakan, dibuat sedemikian rupa seiring dengan pertumbuhan Kabupaten Jember yang terus berkembangan. Dan penataaan seperti ini, lanjut dia, sudah menjadi sebuah keharusan bagi alun-alun Jember, terlebih pola dan pembangunan dari alun-alun Jember ini, juga menjadi percontohan pembangunan alun-alun oleh kabupaten sekitar. “Karena keberadaan alun-alun Jember yang terbuka ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan masyarkat, maka keberadaannya tidaklah bisa dilepaskan dari nilai estetika dan edukasi,” imbuhnya.
Grand desaint dari alun-alun yang sedang dibangun saat ini, lanjutnya, merupakan proyek satu paket garapan yang seharusnya dilaksanakan pada bulan Juni 2009 lalu. Pengerjaan dari proyek ini sempat mengalami penundaan, karena padatnya berbagai kegiatan yang harus dilakukan, seperti BBJ dan kegiatan Agustusan 2009. Barulah mulai awal Oktober 2009 ini, upaya untuk lebih mempercantik alun-alun bisa dilakukan.
Proyek perbaikan alun-alun yang mengunakan dana dari APBD ini, diharapkan bisa tuntas pada tahun anggaran 2009 ini. Dengan terleselesaikannya perbaikan alun-alun ini, diharapkan masyarakat bisa memanfaatkannya sebagai sarana hiburan bagi keluarganya.
Untuk diketahui, alun-alun Kota Jember, yang sebelumnya dikelilingi dengan pagar besi, ke depan akan menjadi terbuka, tanpa pagar. Dibebaskannya alun-alun ini dari pagar, agar masyarakat yang hendak beraktifitas olahraga atau berekreasi, bisa dengan nyaman memasuki alun-alun.
“Alun-alun saat ini tidak lagi menggunakan pagar yang didesaint sedemikian rupa dan dijamin akan tetap nyaman bagi pejalan kaki khususnya. Sehingga tidak heran kalau alun–alun Jember menjadi kiblat pembangunan alun-alun di wilayah Jawa Timur bagian timur. Karena itu ini perlu kesamaan pandang dan dukungan dari masyarakat Kabupaten Jember secara utuh,” pungkasnya. (ind)

Kamis, 15 Oktober 2009

Sengketa Tanah Spada Final


LONTAR NEWS.
Persoalan sengketa tanah antara masyarakat Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji dengan PTPN XI (Persero) yang muncul sejak tahun 2003, hari Kamis, 15 Oktober, kemarin, telah mendapat jawaban. Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jember, Siwo Prayitno SH, yang bertindak sebagai nara sumber dalam acara Sosialisasi
Keputusan Kepala BPN RI Nomor 87/HGU/BPN/RI/2002, Tentang Perpanjangan HGU Spada Nogosari, menjelaskan secara rinci perihal tanah yang disengketakan di Perkebunan Spada, Nogosari tersebut.

Pada acara sosialisasi yang digelar di Aula PB. Sudirman dan dibuka Bupati Jember, MZA Djalal serta dihadiri Dandim 0824 Jember, Kapolres, Kepala BPN Jember, Asisten I Tata Pemerintahan, Kades Nogosari, Camat Rambipuji, dan sekitar 200 orang warga Desa Nogosari Kecamatan Rambipuji itu, Siwo menjelaskan, bahwa persoalan sengketa tanah Spada, sudah final dengan diterbitkannya sertifikat atas tanah itu. Tanah HGU yang disengketan tersebut, saat ini atas nama PTPN XI (Persero) PG Semboro.
Siswo menyarankan, kalau ada warga yang merasa belum puas atas diterbitkannya sertifikat itu, diminta untuk bermusyawarah. Atau kalau memang merasa memiliki bukti, disarankan menempuh jalur hukum. “ Persoalan tanah ini sudah final, kalau ada yang dirugikan atas terbitnya sertifikat ini, silahkan bermusyawarah, kalau memang tidak bisa, ya silahkan menempuh jalur hukum,” ujarnya.
Dikatakan Siswo, bahwa gugatan terhadap PIPN XI ini atas kasus tanah itu sudah pernah muncul pada tahun 2003, yang kemudian pengadilan memutuskan PTPN XI sebagai pemegang HGU. Dari hal ini, pada tahun 2006-2007, HGU untuk PTPN XI kembali diusulkan, yang perpanjangannya baru turun tahun 2009.
Dasar hukum dari dikeluarannya surat perpanjangan HGU tersebut, yakni berdasrkan Tap MPR No. 9/2001 tentang Agria dan Sumber Daya Alam dan UU Pokok Agraria No 5 Th. 1980. Di samping itu juga melihat cikal bakal status tanah tersebut yang dikeluarkan Governement van Netherland Indie, tahun 1749, tanah seluas 388,855 hektar tersebut, adalah tanah negara.
Selanjutnya pada tahun 1890, pemerintahan Hindia Belanda menerbitkan hak guna usaha (hak erfacht nomor 829) dengan surat ukur tertanggal 15 Pebruari 1890. Pada tahun 1959, setelah Indonesia merdeka, muncul kebijakan bahwa seluruh aset, termasuk tanah, yang pernah dimiliki penjajah dinasionalisasi.
Dari nasionalisasi inilah kemudian HGU tanah Spada, oleh negara diserahkan kepada PTPN XIV-XV (sekarang berubah menjadi PTPN XI). “Karena itu kalau ada yang tidak puasa, dimohon untuk tidak main hakim sendiri,”tandasnya.
Dengan diterbitkannya, sertifikat tanah Spada atas nama PTPN XI, maka hak pemanfaatannya hingga tahun 2023, berada di bawah PTPN XI.“Jadi Dari dasar itulah, maka muncullah Keputusan Kepala BPN RI No. 87/HGU/BPN RI/2009 yang memutuskan bahwa HGU tersebut diperjang selama 25 tahun sampai dengan tahun 2032,”jelasnya
Sementara itu, Bupati Jember, MZA Djalal, dalam sambutannya, meminta masyarakat untuk menghormati ketetapan hukum yang telah diterbitkan. Bupati juga meminta agar masyarakat Jember, baik perorangan maupun lembaga bisa melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. “Kalau ada yang kurang puas, silahkan bermusyawarah atau ke pngadilan, jangan mengambil tindakan yang melawan hukum,”imbaunya.
Imbauan yang sama juga disampaikan Kapolres Jember, AKBP. Nasri, SIK. Dia meminta, agar pihak-pihak yang mengaku sebagai ahli waris tetap menghormati hukum. Karena, kata Nasri, jika melihat sejarah, status tanah tersebut, telah memenuhi syarat hukum yang sudah diatur oleh sistem perundang-undangan yang ada. (joy)

Selasa, 13 Oktober 2009

Isu Gempa Termasuk Kejahatan IT


LONTAR NEWS
Munculnya isu melalui SMS (Short Massage Service) yang menyebutkan akan terjadi gempa di daerah Jawa Timur, beberapa pekan lalu, membuat gerah Wakil Ketua Satlak PB Kabupaten Jember, Drs H Edi Budi Susilo, M.Si. Karena itu, dia menyatakan, bahwa semua isu yang beredar tersebut tidak benar adanya.

Pernyataan ini disampaikan, mengingat selaku wakil ketua satlak yang selalu berhubungan dengan penanggulangan bencana pihaknya telah melakukan koordinasi langsung dengan Badan Kemetrologian dan Geofisika (BKMG) Karang Kates. Karena itu kepada masyarakat Edy meminta, agar tidak menanggapi isu yang tidak jelas dari mana sumbernya itu.
Menurutnya, isu yang meresahkan tersebut hanyalah bertujuan membuat kondisi sosial masyarakat semakin tidak kondusif. Padahal, lanjut Edi, gempa pada intinya tidak dapat diprediksi oleh siapapun, mengingat gejala gempa merupakan tabrakan antara dua lempeng bumi, yang letaknya di dasar lautan.
Demikian juga dengan tinggi rendahnya kekuatan gempa, kata dia, bergantung dari kerasnya tabrakan yang terjadi. “Gemap itu nggak bisa diprediksi oleh BMG atupun BKMG. Tidak seperti bencana-bencana lain, nah untuk kekuatannya, wallahu a’lam,”papar Edi.
Edi yang mantan Asisiten Ekonomi Pembangunan dan saat ini menjadi Kepala Badan Kesatuan Bangsa Perlindungan Masyarakat (Bakesbang Linmas) Pemkab Pemkab Jember itu, juga meminta masyarakat, khususnya di Jember, untuk tidak resah dan menanggapi isu yang berkembang. Namun begitu, dia tetap menyarankan agar terus meningkatkan kewaspadaan di lingkungan masing-masing.
Ini perlu dilakukan, karena tidak menutup kemungkinan bencana gempa bisa saja terjadi sewaktu-waktu di Jember. Ini dikarenakan, Indonesia merupakan wilayah yang dihimpit oleh 4 lempang bumi, di mana resiko akan terjadinya gempa sangat tinggi. Demikian juga dengan Kabupaten Jember, yang sebagian wilayahnya berhadapan langsung dengan laut selatan (Samudra Hindia), dan menurut BMG merupakan daerah rawan terjadinya gempa.
Soal isu akan terjadi gempa ini, kata Edi, merupakan pekerjaan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Mereka berusaha memanfaatkan tragedi gempa yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia sebagai sarana untuk membuar resah, sehingga masyarakat menjadi tidak tenang. “Saya sangat menyesalkan serta mengingatkan agar pelaku SMS menghentikan perbuatannya, karena banyak menimbulkan keresahan di masyarakat. SMS tersebut bisa masuk dalam kategori kejahatan Infomatika Tekhnologi (IT),”tegasnya.(Indra).

Senin, 12 Oktober 2009

JFC Ikut Lomba Film Dokumenter


LONTAR NEWS
Prestasi gemilang, berhasil diraih putra Jember, Topan. Dia yang tamatan SMAN 1 Kalisat dan kini kuliah di Malang itu, berhasil meloloskan karya film dokumenternya dalam lomba Film Dokumenter yang digelar stasiun televisi swasta nasional, Metro TV. Meski belum sampai menyabet penghargaan Eagle Award, namun proposal film dokumenter yang diajukan Topan, berhasil masuk 50 besar dari ratusan peserta seluruh Indonesia yang mengikuti lomba.
Keikutsertaan Topan yang sebenarnya awam dengan dunia film dokumenter pada lomba ini, bermula dari keinginannya untuk mengangkat Jember Fashion Carnaval (JFC). Dari inisiatif itu, dia lalu membuat proposal lomba pada Metro TV yang ternyata mendapat tanggapan serius dari pihak panitia penyelenggara lomba bergengsi tersebut.
Hasilnya proposal film dokumenter berdurasi 20 menit dengan judul Menggapai Impian di Balik Catwalk Jalanan tersebut berhasil menjadi 5 nominator terbaik. Dengan keberhasilan ini, membuat pihak Metro harus turun ke Jember selama dua minggu untuk memproduksi film dokumenter tersebut
Proses pembuatannya pun diawali dari rangkaian kegiatan keseharian kru JFC. Mulai dari saat mengadakan latihan di depan kantor Dynan Fariz, kemudian ditindaklanjuti saat JFC mengadakan perhelatan akbar turun ke jalan di awal bulan Agustus lalu.
Suyanto wakil dari Dynan Fariz mengatakan, setelah tim teknisi Metro TV tersebut melalukan pengambilan gambar barulah dilakukan proses editing sebelum film tersebut ditayangkan untuk diikut sertakan dalam lomba. Bahkan bila film dokumenter JFC mampu mengalahkan finalis lainya, pintu semakin terbuka luas bagi JFC untuk melenggang ke lomba yang sama di tingkat dunia. Rencananya film bertema JFC tersebut akan ditayangkan oleh Metro TV berulang-ulang yakni tanggal 13, 14 dan 20 Oktober 2009.” Pemutaran film dokumenter JFC ini sudah dilakukan di Jakarta akhir September lalu, yang dihadiri juga oleh menteri pariwisata dan kebudayaan ”terang Suyanto.
Mengingat film dokumenter ini pengambilan gambarnya tidak bisa diulang berbeda dengan pembuatan film biasa, maka saat pelaksanaan JFC 8 lalu kru dari Metro TV harus bekerja ekstra hati-hati untuk mendapatkan gambar yang bagus. Diakui oleh Suyanto film tentang JFC tersebut boleh jadi termasuk kolosal, mulai dari jumlah pemain yang mencapai ratusan serta penonton yang mencapai ribuan. “Saya rasa tingkat kesulitannya cukup tinggi bagi kru Metro TV, nggak mungkinlah pelaksanaan JFC diulang tidak seperti pembuatan film biasa. Ini film kolosal yang pernah ada di Jember, mulai dari biaya penyelenggaran JFC, jumlah pemain dan jumlah penonton,”jelasnya.
Diakui oleh Suyanto, dirinya merasa bangga dengan adanya pembuatan film tersebut, paling tidak ini merupakan penghargaan luar biasa bagi JFC untuk mengikuti lomba film dokumenter. Untuk bisa menjadi juara tentu butuh dukungan dari masyarakat Jember pecinta JFC, karena itu Suyanto menghimbau agar masyarakat untuk mengirimkan SMS dukungannya.“Bupati Jember MZA Jalal bersama jajarannya rencananya juga akan memberi dukungan SMS untuk film dokumenter JFC ini, begitu juga dengan masyarakat Jember silahkan kirim SMS-nya dengan cara ketik EA spasi catwalk kirim ke 6876 paling lambat tanggal 20 Oktober ini, “pungkas Suyanto, menurutnya dalam waktu dekat seluruh finalis lomba film dokumenter ini bakal diundang Metro TV dalam acara Kick Andy.

Kader Demokrat Pimpin DPRD Jember


LONTAR NEWS
Sidang paripurna istimewa dengan agenda utama pengambilan sumpah/jani pimpinan DPRD Jember masa bhakti 2009-2014 berjalan khidmat dan lancar. Acara yang berlangsung Rabu (8/10) di ruang sidang DPRD Jember ini dipimpin Ketua DPRD Jember Saptono Yusuf, S.Sos yang dihadiri Bupati Jember MZA Djalal dan unsur Muspida Jember, Kepala SKPD, para camat dan seluruh anggota DPRD Jember. Pengambilan sumpah dilakukan oleh Kepala Pengadilan Negeri Jember, Singgih, SH yang didampingi rohaniawan dari Kantor Departemen Agama Kabupaten Jember, dimulai tepat pukul 10.05 WIB
Dalam sambutannya, Saptono Yusuf yang sebelumnya juga menjabat Ketua sementara DPRD Jember mengatakan bangsa Indonesia belum lama ini dilanda dengan adanya gempa bumi, kapan, seberapa besar dan dimana bencana akan terjadi masih menjadi misteri besar, namun belajar dari beberapa kasus bencana alam yang pernah terjadi di Kabupaten Jember, termasuk bencana banjir dan tanah longsor dan semua orang tentunya tidak pernah berharap bencana ini terjadi di wilayah ini.
Bertitik tolak dari pengalaman masa lalu dan dengan kondisi geografis Kabupaten Jember yang dikelilingi bukit dan pegunungan, tidak tertutup kemungkinan peristiwa gempa bumi yang terjadi di Padang Sumatra Barat bisa terjadi diwilayah Jember. “Terlepas dari kepercayaan bahwa bencana dan kematian itu merupakan bagian dari takdir, sudah sepatutnya masyarakat Jember untuk selalu berjaga-jaga dan waspada diri,”ajak Saptono Yusuf.
Lebih lanjut menurut Saptono, sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 tahun 2004 dan Surat Edaran (SE) Mendagri Nomor 161/2898/SJ, tanggal 5 Agustus 2009 ditegaskan bahwa sebelum pimpinan DPRD definitif terbentuk, rapat DPRD dipimpin oleh pimpinan sementara DPRD dari 2 parpol yang memperoleh kursi terbanyak pertama dan kedua.
Sedangkan tugas dari pimpinan sementara DPRD adalah menyusun rancangan tata tertib DPRD, memfasilitasi pembentukan fraksi-fraksi, memproses pemilihan pimpinan DPRD. “Dari ketiga tugas tersebut, sebagai pimpinan sementara DPRD kami telah menyelesaikan dengan sebaik-baiknya, terbukti pada hari ini unsur pimpinan DPRD dapat dilakukan pelantikan, “tegasnya.
Masih menurut Saptono bahwa sejalan dengan perkembangan kehidupan ketatanegaraan dan politik bangsa, termasuk didalamnya perkembangan dalam lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk mengembangkan demokrasi serta penyelenggaraan pemerintahan daerah agar lebih mampu mengejawantahan nilai-nilai demokrasi dan memperjuangkan aspirasi rakyat telah diterbitkan Undang-Undang yang baru yaitu UU Nomor 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR dan DPRD sebagai penganti UU Nomor 22 tahun 2003.
Dengan mengacu pada UU Nomor 27 tahun 2009 tersebut bahwa DPRD Kabupaten Jember telah terjadi perubahan jumlah pimpinan dari 3 orang menjadi 4 orang, hal ini sesuai dengan pasal 354 ayat 1 yang menyatakan bahwa bagi DPRD yang jumlah anggotanya antara 45 s/d 50 orang, unsur pimpinannya ditetapkan sebanyak 4 orang yang berasal dari partai yang memperoleh kursi terbanyak pertama s/d keempat. “Dan DPRD Jember terdiri dari Partai Demokrat (PD), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Kebangkitan Nahdlatul Ulama (PKNU), “ujarnya.
Sementara Sekretaris DPRD Jember, Bambang S. saat membacakan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur mengatakan sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor: 170/569/1.11/2009, perihal permohonan penerbitan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur tentang pimpinan DPRD Kabupaten Jember masa jabatan 2009 s/d 2014. Dan terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah/janji sebagai pimpinan DPRD Kabupaten Jember telah terpilih masing-masing Saptono Yusuf, S.Sos (Partai Demokrat) sebagai Ketua, Lukman Winarno, SS (PDIP) Wakil Ketua, H. Miftahul Ulum, S.Ag, M.Si (PKB) Wakil Ketua, dan H. Marzuki Abdul Gofur, SE (PKNU) Wakil Ketua.

Rata-rata Persentase Tumbuhan 397, 50 persen


LONTAR NEWS
Jerih payah KPH Jember, dalam upaya mengembalikan kondisi hutan di bawah pengawasannya, hasilnya cukup membanggakan. Ini terbukti, Gerakan Nasional (Gerhan) Hutan Lindung yang dilaksanakan Perum Perhutani KPH Jember pada tahun 2007/2008, setidaknya sudah mendapat pengakuan dari BP DAS Sampean.
Gerhan Hutan Lindung Perhutani Jember, dinilai oleh BP DAS berjalan sangat memuaskan, dengan nilai rata-rata persentase tumbuhan sebesar 397, 50 persen. Untuk penilaian PO (penilaian selesai tanam, 40 Ph/ha), kegiatan rehabilitasi hutan ini memperoleh nilai 88, 39 persen.
Sedang untuk penilaian P1 (penilaian pemeliharaan pertama/sulaman) memperoleh nilai 93, 68 persen dan penilaian P2 (penilaian kedua/gebrus piringan) memperoleh nilai 98,18 persen. “Nilai rata-rata persentase tumbuhan sebesar 397, 50 persen,” papar Ir Taufik Setyadi, Administratur Perum KPH Perhutani Jember.
Kegiatan penghijauan kembali hutan di Jember yang merupakan bagian dari Pulau Jawa ini, menurut Taufik, sebagai sebuah keharusan yang mesti dijalankan. Mengingat sekitar 60 persen dari penduduk Indonesia berada di pulau Jawa, sedang luas hutan yang ada tidak cukup.
Karena itu untuk mengimbangi tingkat kepadatan penduduk yang ada di Pulau Jawa diperlukan upaya optimal dalam mengembalikan kondisi hutan. Penghijauan kembali pada kawasan hutan, utamanya di Jember ini, sangat perlu dilakukan, mengingat kawasan hutan yang ada hanya 23 persen dari luas keseluruhan Pulau Jawa
Terlebih dalam masalah kehutanan, Perum Perhutani sebagai BUMN di bawah naungan Departemen Kehutanan, lanjut Taufik, diberi kewenangan untuk mengalola sebagian kawasan hutan yang ada di Pulau Jawa. “Baik itu berupa kawasan hutan produksi maupun hutan lindung,”tandasnya.
Dikatakannya, bahwa kawasan hutan yang baik diperlukan untuk mendukung kelangsungan kehidupan yang optimal di Pulau Jawa. Karena itu, kaitan dengan ini, Perum Perhutani untuk tahun 2010 mencanangkan Program Perhutani Hijau 2010 dengan salah satu kegiatannya adalah Gerakan Nasional (Gerhan) Hutan Lindung.
Sekadar diketahui, dalam upaya mengembalikan kondisi dan fungsi hutan ini, khusus untuk kawasan hutan di wilayah Perum Perhutani KPH Jember, pada tahun 2007/2008 telah melaksanakan kegiatan Gerhan Hutan Lindung seluas 9.039,1 hektar. Lokasi reboisasi yang dijadikan pusat kegiatan, yaitu BKPH Lereng Yang Barat seluas 83,7 hektar, BKPH Lereng Yang Timur 185 hektar, BKPH Sempolan 10,2 hektar, BKPH Sumberjambe 91,8 hektar, BKPH Mayang 5.482,3 hektar dan BKPH Ambulu 3.186,1 hektar.
Dalam pelaksanaan Gerhan Hutan Lindung tersebut Perum Perhutani KPH Jember bekerjasama dengan semua stakeholder yang ada. Itu diantaranya LMDH, FK-LMDH Kabupaten Jember, Kodim 0824 Jember, Polres Jember, GNKL PCNU Jember dan Pemerintah Kabupaten/Kecamatan/Desa setempat. (Indra).



Minggu, 06 September 2009

Pengurus Cabang NU Jember 2009-2014, Dilantik


lontarnews.com
Hari Sabtu 5 September 2009 telah dilaksanakan pelantikan pengurus PCNU Kabupaten Jember masa khidmat 2009-2014. Acara dilaksanakan di Aula PCNU Kelurahan Antirogo Kecamatan Sumbersari Jember

Hadir dalam acara tersebut Syuriyah PWNU Jawa Timur KH. Mudhasir, Mustasyar PCNU Jember KH. Khotib Umar, Bupati Jember MZA Djalal, Ketua DPRD Jember Saptono Yusuf, Pengurus PCNU Kabupaten Jember, MWC Se-Kabupaten Jember dan pengurus ranting serta para jamaah.
Dalam sambutannya Bupati Jember MZA Djalal minta kepada seluruh pengurus organisasi Nahdlatul Ulama (NU) Jember terus berupaya membina umatnya dengan baik serta mengajaknya untuk masuk surga. “Melalui organisasi NU inilah para pengurus harus bisa dan mampu membawa umat islam untuk masuk surga, “harap Bupati Djalal.
Selain itu menurut Djalal yang terpenting yang selalu ditekankan adalah peningkatan peran PCNU dalam membangun Jember pada aspek spiritual. “Diperlukan kerja sama yang harmonis antara ulama dan umaroh untuk mewujudkan Jember yang aman, adil, Sehat, Cerdas dan sejahtera, “katanya.
Ketua PCNU Jember yang baru dilantik, KH. Abdullah Syamsul Arifin, S. Ag, M.HI mengajak seluruh jajaran pengurus baru untuk dapat meningkatkan perannya di masyarakat. Dengan dilantiknya pengurus baru diharapkan kegiatan-kegiatan dapat diorganisir dengan baik.
Lebih jauh Ketua PCNU Jember mengingatkan kepada pengurus PCNU yang baru dilantik bahwa dengan menjadi pengurus dituntut untuk berkomitmen melaksanakan kegiatan organisasi sesuai dengan AD-ART NU. “Yang terpenting adalah komitmen dan kontribusi mereka untuk mempertahankan dan menegakan paham Ahlussunnah Wal Jama’ah di bumi Indonesia, “tegasnya.
Dalam kesempatan yang baik ini, KH Abdullah Syamsul Arifin juga menyampaikan terima kasih atas kepercayaan dan amanah yang telah diberikan kepadanya. Dan sebagai manusia biasa beliau bersama jajaran pengurus lainnya akan berupaya semaksimal mungkin melaksanakan amanah ini dengan baik. Namun demikian beliau juga minta kritik dan saran dari para jamaah NU yang ada demi perbaikan organisasi ini kedepan yang lebih baik.
Disisi lain Syamsul Arifin menjelaskan bahwa organisasi ini akan berjalan dengan baik, bilamana 4 unsur organisasi ini berjalan sinergis dan saling memahami tugas dan tanggungjawabnya. Keempat unsur tersebut diantaranya suatu organisasi harus mempunyai tujuan bersama, adanya pemimpin yang dipatuhi anggotanya dan adanya jamaah atau makmum. “Seandainya keempat unsur itu berjalan dengan baik, niscaya organisasi NU yang besar ini akan memberikan manfaat yang sangat besar juga bagi kemaslahatan umat islam di dunia ini, “jelasnya.
Sementara itu Syuriyah PWNU Jawa Timur KH. Mudhasir dalam sambutannya juga menekankan pentingnya berorganisasi, karena kalau manusia ini ingin sukses harus berkumpul untuk mencapai tujuan tersebut, sebab tidak bisa setiap manusia itu hidup sendiri, mereka masih memerlukan orang lain untuk berinteraksi. “Kalau mau sukses ya harus secara bersama-sama mencapai tujuan, “ujarnya.
Tak lupa juga ulama yang selalu memakai baju dan surban putih ini mengingatkan kepada para ustad yang ada di Jember ini khususnya untuk terus berusaha dan berupaya menyadarkan umat islam yang ada. “Sebab dengan adanya para ustad dan guru ngaji paling tidak ajaran agama islam dapat dipahami dan dimengerti oleh umatnya, “pungkasnya. Seusai pelantikan dilanjutkan dengan buka puasa bersama antara para jamaah dan undangan yang hadir pada acara tersebut.


Siswa dan Ortu Keluhkan Kamar Mandi Sekolah Kotor

Hasil Survey Terhadap Pelayanan Pendidikan di Jember
Jember Terbina. Hasil survey pengaduan yang dilakukan oleh Asistensi Teknis Pemerintah Republik Federal Jerman melalui lembaga Gesellschaft fur Technische Zusammenarbeit (GTZ) dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara menunjukkan bahwa pengaduan tertinggi siswa dan orang tua murid merasa kamar mandi untuk siswa yang kotor yaitu sebanyak 9.033 responden.

Sasaran survey kepada siswa Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jember, Jawa Timur. Hal tersebut terungkap dalam penandatangan janji dan rekomendasi perbaikan pelayanan bidang pendidikan di Jember, Jumat (4/9) kemarin.
Menurut Perwakilan GTZ, Hamim Wajdi, mengatakan pihaknya sudah melakukan survei pengaduan di 10 lembaga sekolah yang berstandar nasional (SSN) dan berstandar internasional (SBI) di Kabupaten Jember, untuk mengetahui keluhan siswa dan wali murid terhadap pelayanan pendidikan di sekolahnya masing-masing. “Kami menerima 10 pengaduan tertinggi yang dikeluhkan siswa dan wali murid dalam pelayanan pendidikan, “kata Hamim.
Hamim mengungkapkan, sepuluh urutannya pengaduan tertinggi itu adalah kamar mandi untuk siswa kotor, guru sering menggunakan ponsel saat mengajar, kamar mandi untuk siswa kurang, meja dan kursi siswa rusak, jumlah komputer kurang dan sering rusak, jumlah dan koleksi buku di perpustakaan kurang, metode mengajar membosankan, informasi jenis pembiayaan yang gratis dan tidak jelas, rancangan anggaran belanja sekolah (RAPBS) tidak diumumkan, dan sistem penerimaan siswa baru (PSB) belum baku dan selalu berubah.
Menurut Hamim, survey yang dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan berisi 33 jenis pengaduan kepada 18.600 responden siswa dan wali murid di 10 SSN dan SBI terkait Indeks Pengaduan Masyarakat (IPM) di bidang pendidikan. “Sebanyak 15.429 responden di antaranya mengisi dan mengembalikan daftar pertanyaan tersebut, “ujarnya.
Untuk itu, bersama Lembaga Administrasi Negara RI akan dilakukan kembali survei peninjauan terhadap 10 lembaga sekolah tersebut setelah enam bulan ke depan. Hal itu untuk memastikan adanya tindak lanjut dari pengaduan tersebut. “Kami sudah memberikan rekomendasi kepada 10 lembaga sekolah itu sesuai jumlah pengaduan paling tinggi di sekolah-sekolah, agar mereka memperbaiki pelayanan pendidikan kedepan, “katanya.
Sementara itu Bupati Jember MZA Djalal minta kepada para sekolah yang menjadi sasaran survey untuk menindaklanjuti komitmen ini dengan berbagai cara, bahkan Djalal mencontohkan sebaiknya setiap sekolah memasang komitmen itu berupa tulisan dan baliho, agar setiap hari baik siswa maupun guru dapat melihat dengan jelas dan selalu ingat akan komitmennya untuk segera memperbaikinya. “Ihktiar ini merupakan bagian dari pelayanan kepada masyarakat/publik, “jelasnya.
Lebih jauh Bupati Djalal menjelaskan bahwa kualitas pendidikan tidak hanya ditentukan dari adanya proses belajar mengajar saja, melainkan ada faktor lain yaitu lingkungan yang juga sangat menpengaruhinya. “Terbukti dari hasil survey faktor lingkungan menempati rangking teratas berupa kamar mandi untuk siswa yang kotor sebanyak 9.033, “ujarnya.
Adanya survey yang dilakukan oleh lembaga Gesellschaft fur Technische Zusammenarbeit (GTZ) dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara disambut baik oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Drs. Ahmad Sudiyono yang mengatakan kegiatan ini merupakan langkah maju untuk melakukan perbaikan dibidang pendidikan. “Namun demikian pihaknya juga akan melakukan pemantauan dan monitoring terhadap 10 sekolah yang menjadi sasaran survey, agar komitmen yang telah disepakati bersama dapat diwujudkan secara bersama-sama, “pintanya.
Ahmad Sudiyono juga berharap agar nantinya komitmen perbaikan pelayanan bidang pendidikan ini juga dilaksanakan kepada semua sekolah yang ada di Kabupaten Jember. “Saya minta semua sekolah dapat meniru dan melaksanakan komitmen ini berjalan dengan baik, “pungkasnya.(ind)


Jumat, 28 Agustus 2009

Dari 50 Kasus di TNMB, Baru 17 yang P.21


Anggur, Salah Satu Kekayaan TNMB

lontarnews.com
Penyelesaian kasus perusakan hutan dan sejenisnya, tidak bisa diselesaikan hanya dengan negoisasi atau pendekatan bahkan pemberian penyadaran kepada mereka yang terbiasa dan kerap melakukan perusakan hutan. Apapun bentuk pelanggaran yang dilakukan atas keberadaan dan kelestarian hutan, haruslah diselesaikan berdasarkan hukum yang berlaku.

Karena jika tidak, maka sangat bisa dipastikan kondisi hutan Indonesia, yang saat ini sudah rusak, akan semakin rusak akibat ulah dan keserakahan orang-orang yang memang suka merambah hutan. Buntutnya, kekeringan dan kesulitan air akan menjadi pemandangan sehari-hari dari kehidupan masyarakat di Indonesia.
Oleh sebab itu, penangangan sekaligus pengungkapan kasus yang berkaitan dengan hutan, harus dilakukan berdasarkan hukum hingga tuntas. Siapapun yang menjadi pelaku dalam kasus kerusakan hutan ini, harus ditindak tegas tanpa pandang bulu.
Hanya dengan cara ini, keseluruhan hutan di Indonesia, tidak terkecuali dengan Kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), akan bisa terjaga dengan baik. Karena itu, demi kelestarian alam dan ekosistem hutan sebagai penyanggah bagi kehidupan ummat manusia, semua kasus yang terkait di dalamnya, harus diselesaiakan melalui proses hukum di pengadilan.
Sehingga langkah tersebut merupakan suatu bentuk guna menjaga kredibilitas lembaga sebagai pihak yang berwenang melestarikan kawasan hutan taman nasional dengan sebaik-baiknya. Oleh karenanya keseluruhan kasus tindak kejahatan hutan di kawasan taman nasional Meru Betiri Jember petugas tidak kenal adanya intimidasi atau di dekati maupun dinego oleh keluarga pelaku yang kesemuanya harus diselesaikan melalui mekanisme hukum yang berlaku di negeri ini.
Bahkan seluruh kasus yang ditangani dan berhasil diungkap oleh petugas TNMB maupun petugas gabungan seluruhnya harus melalui proses peradilan alias harus ada putusan vonis di persidangan. Dengan begitu keberadaan hutan di Taman Nasional dari tahun ke tahun akan tetap lestari disamping itu akan memberikan efek jera kepada para pemain lama maupun baru yang sengjaa mencoba-coba untuk melakukan pengrusakan hutan yang berdampak buruk terhadap ekosistem dan lingkungan sekirarnya. Sehingga siapapun pelakunya yang terbukti salah dan melanggar hukum pastilah dibekuk dan dproses secara hukum.
Kasubag TU TNMB Jember Sumarsono SE, MM, dalam kaitan ini mengungkapkan berdasakan data perhitungan kasus yang berhasil ditangani TNMB Jember, mulai Januari hingga Juli 2009, tercatat sebanyak 50 kasus. Dari 50 kasus yang ditangani TNMB dan lengkap dengan barang bukti dan tersangka juga jelas ini, baru 17 kasus yang sudah P.21 dengan tersangka 19 orang.
Para tersangka perusakan hutan ini tidak hanya dari Jember, tapi juga Banyuwangi. Secara umum persoalan yang terjadi yakni illegalloging dan penjarahan hasil hutan. “Mengingat untuk menungkap satu kasus saja membutuhkan biaya operasional tinggi, kerje team terpadu dan koordinasi yang terus menerus,” tandasnya.
Diakui Sumarsono, dalam pengungkapan sejumlah kasus, pihak petugas TNMB, kerap dihadapkan pada persoalan menyangkut kemanusiaan. Keluarga pelaku perusakan hutan ini, sering melakukan pendekatan negosiasi kepada para petugas TNMB.
“Tetapi persoalannya bukan karena tidak manusiawi, tetapi demi tegaknya sebuah tatanan dan aturan yang berlaku. Apapun resikonya harus melalui peradilan dengan satu tekad apapun bentuknya kasus yang merugikan TNMB tetap akan dilanjutkan sampai ke vonis oleh pengadilan,” tegasnya.
Dijelaskan, adapun jenis-jenis hasil pencurian yag dilakukan dari kawasan TNMB Jember diantaranya adalah bambu lanjaran, rotan serta tanaman lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan diminati pasar lokal maupun antar daerah. Dari seluruh aksi pencurian yang dilakukan berdasarkan setelah dihitung, kerugian yang diderita TNMB Jember pada tahun 2009 ini, mencapai Rp 1 milyar lebih. Sedang kalau dilihat dari sisi ekologi kerugian yang diderita TNMB akibat perusakan ini bisa mencapai Rp 14 mliyar. “Ada yang patut direnungkan dari terjadinya bencana di seluruh wilayah di tanah air. Ini yang kemudian mengilhami tumbuh dan berkembangnya kesadaran masyarakat di tepi hutan untuk melapor kepada pihak petugas setiap ada tindak pencurian kayu maupun hasil hutan bukan kayu,” tandasnya.(Indra).


Rabu, 26 Agustus 2009

Langit Sumberbaru Bertabur Bintang



Rabu malam (19/8), Kecamatan Sumberbaru, layaknya sebuah kota yang terbakar. Di sana sini tampak api menyala-nyala memerahkan hampir setiap sudut kota kecamatan di ujung paling barat wilayah Kabupaten Jember itu. Segenap lapisan masyarakat dilibatkan untuk ikut memerahkan sekaligus memeriahkan tiga event secara bersamaan (BBJ, HUT Kemerdekaan RI ke 64 dan Menyambut Ramadhan

Kecamatan Sumberbaru, yang terbilang sebagai sebuah kota kecil, agaknya tidak mau kalah dengan kota kecamatan lainnya yang lebih besar. Dalam memeriahkan puncak kegiatan Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ), dan HUT Kemerdekaan RI ke 64, serta menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1430 H, panitia setempat menggebyar sejumlah kegiatan yang cukup mendapat perhatian masyarakat.
Hasilnya, pagelaran tiga event sekaligus ini, mendapat respon yang sangat tinggi dari masyarakat setempat. Pawai Obor yang merupakan kegiatan inti dari acara pada malam itu, disambut penuh antusias oleh masyarakat setempat.
Masyarakat tidak hanya sekadar menikmati kegiatan dan hiburan yang disajikan panitia kecamatan. Tapi mereka juga ikut melibatkan diri lewat pembakaran kembang api.
Tak pelak, dari kembang api yang dibakar masyarakat ini, langit Sumberbaru penuh dengan kemilau bintang. Hamparan langit di atas Kecamatan Sumberbaru, terlihat benderang dipenuhi percikan kembang api yang beterbangan dari berbagai pemukiman penduduk.
“Yang dinyalakan panitia sebenarnya hanya yang di belakang panggung itu, tapi nggak tahu kok kembang apinya bisa menjadi banyak. Ini inisiatif dari masyarakat sendiri. Mungkin masyarakat juga ingin memeriahkan perayaan malam ini,” kata Ir Suyono, Camat Sumberbaru.
Berperan aktifnya masyarakat untuk memeriahkan acara pada malam ini, diakui Suyono, sangat membanggakan. Karena itu membuktikan, tingkat kepedulian masyarakat terhadap daerahnyam cukup tinggi. Masyarakat merasa ikut bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi di Sumberbaru.
Karena itu, mereka dengan rela hati mengeluarkan dan hanya sekadar untuk ikut memeriahkan puncak kegiatan BBJ, HUT Kemerdekaan dan menyambut datangnya Ramadhan. Tingginya rasa peduli masyarakat terhadap daerahnya ini menurut Suyono, harus terus diasah agar semakin berkilau.
“Ini potensi besar yang perlu mendapat perhatian lebih. Karena potensi yang seperti ini, bisa dijadikan modal untuk mengembangkan Kecamatan Sumberbaru ke arah yang lebih baik,”tandas Camat Suyono, yang pada malam itu didampingi Kepolsek, Danramil dan Kepala UPT Dinas Pendidikan, Kecamatan Sumberbaru.
Sementara pagelaran Pawai Obor yang dihelat secara besar-besaran oleh panitia Kecamatan Sumberbaru, diikuti hampir sepuluh ribu orang. Peserta Pawai Obor yang berasal dari berbagai kalangan, siswa SD/MI, SMP/MTs, SMKN, pegawai dan karyawan dari berbagai instansi dan lembaga, serta masyarakat umum itu, dibagi menjadi dua kelompok pemberangkatan.
Peserta yang berasal dari sebelah barat kantor kecamatan atau lapangan Yosorati, pemberangkatannya dimulai dari lapangan Desa Jatiroto. Sedang peserta yang berasal dari sebelah timur kecamatan atau lapangan Yosorati, pemberangkatannya dipusatkan di lapangan Desa Pringgowirawan.
Semua peserta pawai yang berangkat dari arah berlawanan itu, berjalan dengan membawa obor menuju satu titik di lapangan Yosorati sebagai finish. Selanjutnya setelah sampai di finish, seluruh peserta, baik yang berangkat dari lapangan Desa Jatiroto maupun Pringgowirawan, membuang obornya yang masih menyala di tempat pembuangan yang sudah disediakan panitia.
Di lapangan Yosorati sebagai tempat bertemunya dua kelompok peserta Pawai Obor, panitia menyiapkan sejumlah hiburan. Selain hiburan musik dangdut, di tempat itu pula digelar pertandingan Pencak Silat antar perguruan se Kecamatan Sumberbaru.
Uniknya, diantara mereka yang menjadi peserta Pawai Obor, diantaranya ada yang berdandan Can Macanan Kadduk. Selain itu ada juga yang berdandan ala Gorilla, Monyet bahkan Hantu Pocong.
Dandanan unik yang mereka kenakan itu, tak urung mendapat perhatian penonton yang memadati sepanjang route yang dilalui peserta pawai obor. “Semula perkiraan peserta yang akan mengikuti acara ini di atas sepuluh ribu orang. Tapi karena saat ini pesantrean sedang liburan, yang ikut pawai hanya sekitar 9000 orang lebih sedikit,” papar Suyono, yang diiyakan Ketua Panitia HUT Kemerdekaan RI ke 64, Deddy Nur Ahmadi, SP. (um).



Tahun 2014 Semua Guru Harus S-1


lontarnews.com
Kebijakan yang diambil oleh pemerintah pusat bahwa tahun 2014 mendatang tenaga pendidik di Indonesia harus sudah S-1, hal itu terungkap saat Dirjen Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik Kependidikan (PMTPK) Departemen Pendidikan Nasional menghadiri seminar internasional pendidikan dalam rangka bulan berkunjung ke Jember (BBJ) Selasa (28/7) bertempat di hall RM. Sari Utama Jl.Hayam Wuruk Jember. Seminar yang diprakasai oleh Dinas Pendidikan Pemkab Jember dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengangkat topik profesionalisme guru, ratusan peserta yang terdiri dari guru, kepala sekolah dan UPT dinas pendidikan yang tersebar di 31 kecamatan di Kabupaten Jember diundang dalam acara tersebut

Menanggapi keinginan pemerintah terkait perningkatan sumber daya manusia (SDM) guru di Indonesia tahun 2014 sudah S-1, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember Drs.H.Ahmad Sudiyono, SH. MSi.MPsi menyambut baik dan mendukung semua upaya yang diambil oleh pemerintah pusat demi peningkatan kwalitas pendidikan nasional. “Saya mendukung apa yang dikemukan oleh wakil dari pemerintah pusat yang datang dalam seminar pendidikan ini, sudah saatnya pendidikan di Indonesia mutunya lebih ditingkatkan untuk mengejar ketinggalan dengan negara lain salah satunya guru harus lebih profesional saat menjalankan fungsinya sebagai tenaga pendidik disaat jam belajar mengajar di sekolah sedang berlangsung,”kata Ahmad .
Apabila dalam tahun tersebut masih ada guru yang belum melaksananakan anjuran pemerintah maka yang bersangkutan tidak berhak menerima tunjangan profesi, mengingat batasan waktu guru harus S-1 masih cukup lama oleh karenanya para guru yang belum melanjutkan ke bangku kuliah hendaknya segera menindak lanjuti himbauan pemerintah tersebut.Di Jember sendiri menurut Ahmad masih ada guru yang berlatar belakang pendidikan D-II, namun hal itu tiap tahunnya bisa diatasi oleh Pemkab Jember untuk mengkuliahkan guru tersebut lewat jalur Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBD) .“Ada juga yang kuliah atas biaya sendiri mengingat keterbatasan anggaran APBD, dengan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi paling tidak guru di Jember telah memenuhi syarat dan layak untuk mengajar,” kata Ahmad.
Ahmad menambahkan, apa yang diinginkan oleh pemerintah agar semua guru nantinya S-1 sangat dilematis, mengingat banyak guru di Jember yang mendekati purna tugas masih belum S-1. ” Kebijakan pemerintah dengan memberikan tunjangan profesi ini kepada para guru untuk menaikan harkat dan martabat guru paling tidak harus diimbangi oleh kwalitas pribadi guru yang bersangkutan. Kepada guru yang masih muda dan tamatan D-II jangan takut dengan seruan itu, ini tantangan bagi para guru untuk memperbaiki diri. Kedepan pendidikan butuh guru yang profesional dan berwawasan luas, salah satunya dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yakni perguruan tinggi. Saya senang apa yang jadi rencana pemerintah, dan saya berharap di Kabupaten Jember sendiri 2014 juga tidak dijumpai lagi guru yang hanya tamat D-II”tandasnya.(qeqe)


Perlu Penambahan Petugas Jaga Perlintasan KA

lontarnews.com
Masyarakat pengguna jalan di wilayah daerah operasional (Daop IX) Jember mulai dari Kabupaten Banyuwangi hingga Kabupaten Pasuruan bila sedang melintas di perlintasan rel kereta api dihimbau untuk lebih berhati-hati, Pasalnya banyak perlintasan kereta api di daerah-daerah itu dibiarkan tanpa ada seorang penjaga.

Dari catatan yang ada di kantor PT. KAI (Kereta Api Indonesia) Daop IX Jember, jumlah perlintasan kereta api di wilayah Daop IX Jember mencapai 197 buah. Dari jumlah tersebut hanya 95 pintu perlintasan yang memiliki penjaga, selebihnya adalah perlintasan yang tidak terjaga.
Sedang di Kabupaten Jember sendiri, yakni mulai dari Garahan, Kecamatan Silo hingga Kecamatan Tanggul, jumlah perlintasan KA mencapai 129 buah. Dari jumlah itu, 33 perlintasan diantaranya dijaga oleh petugas dari PT. KAI Daop IX Jember.
Humas PT.KAI Daop IX Jember Hariyanto mengatakan, selama ini banyak masyarakat yang cenderung menyalahkan PT. KAI sebagai penyebab bila terjadi kecelakaan kereta api dengan kendaraan lain. Harianto memaklumi alasan tersebut mengingat banyak anggota masyarakat yang kurang memahami UU.No.14 Tahun 1992 tentang lalu lintas jalan dan PP No.43 Tahun 1992 tentang prioritas pertama untuk berlalu lintas. Dalam aturan PP tersebut disebutkan bahwa para pengguna jalan harus mendahulukan kereta api yang sedang melintas diperlintasan, kedua mobil ambulan yang tengah membawa pasien dan ketiga adalah kendaraan kepresidenan. “Fungsi palang pintu untuk mengamankan perjalanan kereta dari gangguan kendaraan lain, inilah kataristik khusus yang dipunyai oleh kereta api dengan memiliki jalur tersendiri,”ungkap Harianto.
Layak tidaknya sebuah perlintusan diberi pos penjagaan perlintasan menurut Hariyanto, dilihat dari kepadatan lalu lintas yang ada serta apakah perlintasan tersebut bebas dari pandangan.Menurut Kepmen.Hub No.53 tahun2000 tentang pertanggungan jawab perlintasan , disebutkan siapapun yang membuat perpotongan jalan dengan jalur kereta api yang terlebih dahulu ada maka pertanggungan jawab ada pada pembuat jalan tersebut begitu juga sebaliknya.”Jumlah karyawan PT.KAI Daop IX Jember 1149 orang, kalau setiap pintu perlintasan dibutuhkan 3 orang penjaga maka 1176 karyawan PT KAI akan habis untuk menjaga 392 pintu perlintasan yang masih tidak terjaga dan dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit untuk membayar mereka sesuai standart upah minimum kabupaten (UMK),”papar Harianto.
Selain itu Harianto juga menambahkan, untuk membangun pintu perlintasan kereta api harus ada ijin dari dirjen perkeretaapian. Disamping itu PT KAI juga masih mengeluhkan banyaknya bangunan rumaha di sepanjang pinggiran rel kereta api, selama ini mereka para pemilik rumah yang menempati lokasi dipinggir rel kereta api itu statusnya dilegalkan dengan cara ikatan kontrak dengan PT.Kai. Apabila masih ditemui bangunan rumah yang tidak berijin dan menganggap menganggu pandangan jalannya kereta api maka terpaksa rumah tersebut akan dibongkar paksa setelah terlebih dahulu mendapat peringatan dari PT.KAI. “Saya minta kesadaran masyarakat tidak mendirikan bangunan di pingirnya rel kereta api, sehingga menghalangi pandangan masinis saat sedang bertugas dan bisa berdampak pada celakanya kereta api,”papar Harianto.(bhre)


Jember Layak Dapat Bintang


lontarnews.com
Masuknya Kabupaten Jember dalam deretan Sembilan Bintang Otonomi Daerah se-Indonesia tidak saja membanggakan dan merupakan kehormatan bagi masyarakat Jember. Namun diraihnya prestasi itu, banyak mengundang tanggapan dari berbagai kalangan.

Hal ini dikarenakan, terpilihnya Jember sebagai salah satu dari Sembilan Bintang Otonomi Daerah, dinilai semakin melengkapi prestasi-prestasi sebelumnya yang pernah diraih dan berlevel nasional. Keberhasilan itu menunjukkan bahwa upaya keras dari seluruh jajaran di lingkup Pemkab Jember yang dilandasi etos dan semangat kerja yang tinggi, akhirnya membuahkan hasil.
Sebagaimana yang dibuktikan Dinas Koperasi dan UMKM, Kabupaten Jember. Lewat lembaga keuangan mikro masyarakat (LKMM) yang digagas dan didirikan di hampir seluruh desa dengan salah satu kegiatannya bernama bank mokro atau bank gakin (keluarga miskin), akhirnya mampu mendorong berkembangnya UMKM.
Yang patut dibanggakan lagi, upaya ini sebagai satu solusi smart untuk ekonomi kerakyatan yang tidak lagi menggantungkan pada bank-bank kosipa dengan bunga yang sangat mencekik. Karena itu, kelangsungan dari pengembangan sektor UMKM dan Bank Gakin ini perlu dipertahankan.
Mengingat, keberadaannya sangat dibutuhkan masyarakat kecil dalam kondisi dan situasi apapun. Bahkan kalau perlu pemerintah memberikan tambahan modal untuk bank gakin ini. Sehingga bank ini bisa melayani lebih banyak lagi masyarakat miskin yang membutuhkan.
Menanggapi keberhasilan Kabupaten Jember pada pentas 9 bintang otonomi daerah tingkat nasional, Ketua Sementara DPRD Kabupaten Jember, Saptono Yusup S.Sos mengatakan, upaya luar biasa yang dilakukan bupati Jember untuk mengentaskan kemiskinan dengan aplikasi beragam program itu, terbukti membuahkan hasil. Keberhasilan itu diantaranya termasuk pengaplikasian Bank Gakin dan pemberdayaan UMKM yang bersentuhan langsung dengan kepentingan rakyat kecil (kawula alit).
Oleh karenanya keberhasilan kabupaten Jember guna mensejajarkan diri dengan 9 kabupaten ternama di negeri ini merupakan keberhasilan bersama seluruh masyarakat Jember. “Inovasi ini tentunya karena adanya dukungan dan pelayanan dari birokrasi para pejabat di lingkup pemkab Jember,”ujarnya.
Saptono Yusup menilai bahwa keberhasilan yang diraih Jember tidak sekadar dari tingkat keberhasilan yang diraih oleh program UMKM semata. Tapi lebih dari itu, ini adalah suatu pola dari UMKM yang memiliki multiplier effect bagi kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Sehingga kelompok masyarakat maupun pereorangan yang bergerak di sektor UMKM, akan bisa mandiri dan terlepas dari sistem ketergantungan kepapa bank titil. “Oleh karenanya saya sependapat manakala Pemkab Jember menambah besaran anggaran sebagai suntikan sekaligus dana segar untuk pertumbuhan dan perkembangan bank Gakin khususnya yang bergerak di sektor UKMK,” tutur Saptono.
Diakhir perbincangannya, Saptono Yusuf menyarankan, agar keperluan modal yang menjadi harapan dari bank gakin, tetap bisa dicairkan oleh bank peminjam atau pemerintah. “Sangat disayangkan kalau di tahun-tahun mendatang untuk pertambahan dana segar bagi UMKM tidak diperbesar, ini sebuah kemunduran,” pungkasnya.(bhre)


Demi Menghibur Rakyat Camat Menari Di Jalan


lontarnews.com
Bulan Agustus, yang merupakan saat paling bermakna bagi seluruh masyarakat Indonesia, akan terasa hambar kalau di dalamnya, tidak diisi dengan sejumlah kegiatan. Tidak saja olahraga yang bisa digelar pada bulan Agustus itu, tapi berbagai hiburan bahkan permainan rakyat pun bisa digelar, agar kemeriahan Agustus sebagai bulan bersejarah bisa dinikmati seluruh bangsa Indonesia.

Di Kecamatan Umbulsari, dalam rangka memeriahkan peringatan HUT Kemerdekaan, yang jatuh pada Agustus, panitia hari besar nasional (PHBN) kecamatan setempat, berusaha untuk menghidupkan kembali karnaval yang sudah sejak sebelas tahun lalu tidak pernah diadakan. Harapannya, dengan dihidupkannya kembali karnaval ini, masyarakat di daerah itu akan bisa menikmati kemeriahan agustusan.
Keinginan masyarakat di Kecamatan Umbulsari untuk ikut memeriahkan sekaligus menikmati hari terbebasanya bangsa Indonesia dari penjajahan ini, begitu terlihat ketika pendaftaran untuk karnaval dibuka. Masyarakat tampak begitu antusias untuk mengikuti kegiatan karnaval yang sudah sebelas tahun tidak pernah lagi mereka nikmati.
Belum lagi, saat karnaval itu digelar, hampir sepanjang jalan yang dilalui peserta karnaval, masyarakat berdiri dengan sabar menunggu melintasnya arak-arakan. “Wajar kalau masyarakat begitu antusias menyambut karnaval ini, karena sudah sebelas tahun tidak diadakan,” kata Drs Purwoadi, Camat Umbulsari.
Diadakannya kembali karnaval oleh panitia hari besar nasional (PHBN) Kecamatan Umbulsari itu, kata Camat Puruwoadi, berawal dari niatan untuk memberikan hiburan segar kepada masyarakat sekaligus melengkapi kegiatan-kegiatan Agustusan yang digelar di kecamatan itu. Karena itu, untuk pelaksanaannya pihak kecamatan mengupayakannya dengan berbagai cara asal bisa meriah.
Camat Purwoadi sendiri, kaitan dengan kemerian karnaval ini berusaha mengajak pejabat dari jajaran muspika untuk ikut ambil bagian dalam karnaval itu. Hasilnya, tiga pimpinan kecamatan (tripika) Umbulsari, Camat, Danramil dan Kapolsek Umbulsari, ikut tampil di karnaval itu.
Mereka mengenakan pakaian khas Jawa Timur, yang serba hitam lengkap dengan udengnya. Uniknya lagi, ketiga pimpinan tingkat kecamatan itu, tidak hanya tampil sendiri tapi masing-masing ditemani isterinya.
Camat Purwoadi bersama isteri yang berada pada barisan terdepan dalam rombongan karnaval itu, menyuguhkan tontonan sekaligus hiburan menarik kepada penonton yang memadati route karnaval sejak dari start di lapangan Gunungsari hingga finish di halaman kantor Kecamatan Umbulsari.
Dengan luwesnya Camat Purwoadi, melenggak lenggokkan tubuhnya mengikuti alunan tembang Jawa yang diputar panitia karnaval. “Ini untuk menghibur sekaligus agar lebih dekat dengan masyarakat. Makanya kita ngajak teman-teman muspika untuk ikut tampil dalam karnaval ini,” tandasnya.
Ajakan Camat Purwoadi kepada jajaran Muspika itupun bak gayung bersambut. Danramil dan Kapolsek setempat turut ambil bagian dalam karnaval itu dengan mengajak isterinya. “Ini bentuk kebersamaan dan kekompakan dari muspika. Karena dengan modal kekompakan dan kebersamaan ini, semua masalah termasuk pelaksanaan pembangunan akan mudah dilaksanakan,” tambah Danramil Umbulsari. (bhre)


Kadispendik Jember Tolak Tudingan Paksa Beli Laptop

lontarnews.com
Pengadaan Laptop yang oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Jember dibebankan kepada kepala sekolah, terus mendapat sorotan dari berbagai kalangan. Pasalnya, pengadaan laptop yang per unitnya seharga Rp 10 juta itu, di dalamnya ada aroma pemaksaan

Padahal harga standart untuk sebuah laptop dengan skala bagi para pengguna non profesional hanya berkisar Rp 5 juta rupiah, seperti yang terdaftar pada beberapa outlet toko komputer dan internet. Karena itu sejumlah kalangan menilai, kalau dugaan pemaksaan pengadaan laptop itu memang benar adanya, maka sama artinya Dinas Pendidikan Jember telah memperburuk citra pendidikan.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik), Drs H.Ahmad Sudiono, SH. M.Si, yang ditanya soal pengadaan laptop oleh sejumlah wartawan di Pemkab Jember, menolak pemberitaan yang ditulis media masa terkait pengadaan lapto. Menurutnya berita itu tidak benar, bahkan menurut Ahmad, selaku kepala dinas pihaknya tidak pernah memerintahkan untuk membeli dari Dinas Pendidikan.
“Kita tidak pernah mewajibkan untuk membeli laptop mas, tetapi saya akan memberi peringatan keras kepada kepala sekolah jika dalam pelaksanaan BOS tidak sesuai, karena seperti yang sudah menjadi peraturan bahwa pembelian komputer atau laptop tercantum pada aturan nomor 13 selama kebutuhan sekolah sudah dapat terpenuhi,” tegas Ahmad kepada sejumlah wartawan.
Achmad mengaku, bahwa Dinas Pendidikan tidak pernah mewajibkan sekolah untuk membeli laptop dari Dinas Pendidikan. Justru sebaliknya menurut dia, semua sekolah dipersilahkan untuk mengambil dari pihak manapun, asal barangnya cocok dan asli bukan hasil rakitan. “Saya persilahkan bagi setiap sekolah untuk membeli pada pihak lain, dan tidak harus mengambil dari Koperasi Dinas Pendidikan,” tandasnya
Sekadar diketahui munculnya kontroversi ini berawal dari pernyataan Saiful, Kepala SMP Negeri 7 Jember, di beberapa media terkait perintah kepada kepala sekolah untuk menyisihkan sebagian dana BOS guna pembelian laptop lewat Dinas Pendidikan Jember. Kepada sejumlah wartawan yang menghubungi lewat telepon selulernya, Saiful membenarkan, bahwa pernyataan dirinya di media massa sesuai perintah dari Kepala Dinas Pendidikan.
Perintah itu kata Saiful, disampaikan kepada kepala sekolah yang menerima dana BOS. Hanya saja seiring dengan ramainya pemberitaan soal pengadaan laptop ini, belakangan dirinya mulai dipojokkan.
“Mas saya jadi bingung, pada awalnya ini memang sebenarnya perintah dari Kepala Dinas, tetapi sekarang malah berubah lagi. Saya sebagai orang kecil merasa bingung mas,” ucap Saiful.
Saat ditanya keberadaan David selaku pihak yang telah ditunjuk dalam pengadaan Laptop tersebut, Saiful juga membenarkan bahwa pemilik toko ASIA tersebut memang pernah datang di pertemuan kepala sekolah di wilayah Puger beberapa waktu yang lampau. “Saya merasa tertekan dengan adanya pemberitaan ini mas, memang orang kecil seperti saya selalu menjadi korban, tetapi jika saya selalu ditekan dan dipojokan pada saatnya nanti saya akan bongkar semuanya,” tegas Saiful dengan nada datar.
Dilain pihak, Kepala Bidang TK/ SD Dinas Pendidikan Jember, Drs. Jumari, ketika dikonfirmasi terkait pengadaan laptop itu mengaku tidak tahu menahu. Bahkan dia mengaku tidak pernah dilibatkan sama sekali dalam setiap masalah yang menyangkut bidang pengawasannya.
“Saya tidak berani komentar mas, karena saya sendiri tidak tahu terkait masalah pengadaan laptop tersebut, sampeyan tanyakan langsung ke Bu Wiwik (KTU Dispendik) selaku Manager BOS,”pinta Jumari.
Kepala Tata Usaha Dinas Pendidikan Jember, Dra. Wiwik, saat ditanya wartawan, mengaku cukup punya waktu untuk wawancara, selain juga tidak bersedia memberi penjelasan rinci terkait pengadaan laptop. “Nanti saja setelah pukul satu siang mas, tetapi kalau kepala dinas sudah memberi komentar saya rasa sudah cukup, karena komentar hanya pada satu pintu,”tukasnya.(ind)



Selasa, 25 Agustus 2009

Nasib Pejuang Tak Seindah Kemerdekaan yang Diraih


lontarnews.com
Nasib para veteran pejuang ternyata tidak seindah kemerdekaan yang berhasil diraihnya dari pemerintahan penjajah. Mereka yang pada masa perang kemerdekaan rela mengorbankan harta, raga, bahkan nyawa, kini banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Di antara mereka bahkan banyak yang tidak memiliki rumah alias masih ngontrak. Kalaupun sudah memiliki sendiri, rumah yang mereka tempati masih belum bisa dikatakan layak, meski tidak sedikit juga diantara para veteran itu yang sudah memiliki rumah bagus.
Yang lebih ironis, pendataan terhadap legiun veteran hingga sampai tahun 2009, utamanya di wilayah Jember, belum terkoordinasi secara baik. Sehingga karena itu, banyak diantara pejuang kemerdekaan yang tidak tercatat sebagai anggota veteran. “Padahal dilihat dari sejumlah bintang jasa yang diperolehnya, mereka turut berjuang menegakkan negara ini,” ujar Rendra Wirawan, mantan Komisi anggota DPRD.
Dia mengaskan, seharusnya pemerintah lebih tanggap dan tidak mempersulit untuk memasukkan veteran pejuang itu menjadi anggota veteran baru. Terlebih lagi jumlah mereka yang tidak tercatat sebagai anggota legiun veteran, jumlahnya cukup banyak.
Rendra berharap, kedepan Pemkab Jember harus berani mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk meningkatkan kesejahteraan para veteran. Solusi yang bisa diberikan untuk mengatasi persoalan ini, lanjut Rendra, para veteran yang tidak memiliki tempat tinggal, bisa diberi rumah, meski hanya perumahan sangat sederhana.
Hasl yang sama juga disampaikan mantan wakil ketua Komisi D DPRD Jember, Ir HM Sudjatmiko, bahwa sampai saat ini keberadaan para veteran terkesan tidak keopen (tidak terurus,red). Kenyataan seperti ini kata Sudjatmiko, bisa dibuktikan dari masih banyaknya veteran yang hidup di bawah garis kemiskinan, bahkan ada yang tidak punya rumah.
Padahal sumbangsih mereka terhadap berdirinya negeri ini sangat besar. Karena itu kepada pemerintah, khususnya Pemkab Jember, sudah saatnya memberikan perhatian terhadap nasib para pejuang yang memperihatinkan itu.
Kaitan dengan anggaran untuk pejuang kemerdekaan ini, Bupati Jember, MZA Djalal mengatakan, bahwa setiap tahunnya bagian kesra selalu mengalokasikan sejumlah anggaran untuk para pejuang (veteran). Hanya saja secara keseluruhan terkait nasib para veteran, garis komandonya berada di pemerintah pusat.
Sementara itu, kurangnya perhatian pemerintah terhadap nasib pejuang ini, diakui salah satu pejuang kemerdekaan Achdjab. Dia yang memiliki bintang jasa perang kemerdekaan, agresi I dan II, serta bintang jasa lainnya, sampai saat ini belum juga tercatat sebagai anggota legiun veteran.
Dikatakan, dirinya sudah beberap kali mengurus keanggotaan veteran, namun sampai sejauh ini, tidak juga membuahkan hasil. Padahal kelengkapan persyaratan administrasi sudah dilakukan, ditambah seluruh bintang jasa yang dimilikinya serta saksi atas keikutsertaannya dalam merebut kemerdekaan, juga dibuktikan.
“Saya sebenarnya sudah capek ngomong soal veteran, karena saya sudah beberapa kali mengajukan, tapi tidak ada hasilnya,” ujar Achdjab (84 tahun), mantan prajurit Yonif 509 yang memiliki sejumlah bintang jasa dari pemerintah, seperti bintang gerilya, perang kemerdekaan, agresi I dan II.(ind)


Senin, 24 Agustus 2009

Kawasan Wisata Rembangan Jember



Rembangan Kawasan Wisata Potensial yang Menjanjikan

lontarnews.com
Prospek kewisataan Rembangan, agaknya akan menjadi tambang emas bagi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Jember. Ini setelah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah memberikan persetujuan atas usulan Pemkab Jember untuk melibatkan investor dalam pengelolaan wisata Rembangan berikut kawasan dan sejumlah potensi yang ada di sekitarnya.
Investor yang kabarnya berasal dari Surabaya itu, rencananya akan menanamkan modalnya di Rembangan hingga sebesar Rp 15 milliar. “Nilai investasinya sekitar 15 milliar,” ungkap Drs Suprapto, M.Si, Kepala Dinas Pendapatan Jember, kepada lontarnews, di ruang kerjanya.
Suprapto berharap, kerjasama pengelolaan atas potensi kewisataan Rembanga ini, akan mampu mendongkrak target pendapatan asli daerah dari kawasan itu. Selama ini, dengan hanya mengandalkan pemandian dan penginapan (hotel), Rembangan mampu menyumbang Rp 400 juta per tahun. “Harapannya kalau sudah digarap investor bisa menyumbang PAD Rp 750 juta per tahun,” harap Suprapto.
Kontrak kerjsama antara Pemkab Jember dengan pihak investor untuk pengelolaan Rembangan ini, diperkirakan akang berlangsung sekitar 20 sampai 30 tahun. Selama berlangsungnya kontrak ini, diharapkan juga ada dampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Untuk pengembangan kawasan wisata di belahan Jember bagian utara ini, Pemkab Jember akan memanfaatkan lahan seluas 43 hektar. Kawasan wisata ini tidak hanya akan mengandalkan perhotelan saja, tapi kawasan itu akan disulap menjadi kawasan Wisata Agro yang di dalamnya juga ada Peternakan Sapi Perah.
Terkait nilai historis bangunan yang ada Rembangan, Suprapto menuturkan bahwa bangunan induk Hotel Rembangan, yang sampai saat ini berdiri megah, termasuk cagar budaya. Kalaupun harus direhabilitasi, gedung yang dibangun sejak zaman Belanda ini, tidak boleh merubah bentuk aslinya.
Kawasan wisata dan Hotel Rembangan yang berada pada ketinggian 600 meter di atas permukaan air laut (dpl), dibangun oleh Mr. Hoffside pada tahun 1937. Kawasan Rembangan ini terletak di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, sekitar 15 kilometer ke utara dari pusat kota Jember. Suhu udaranya berkisar 18 - 25 derajat celcius, dengan rata-rata curah hujan 4.626 milimeter per tahun. (ind)




Rabu, 19 Agustus 2009

Tak Ada Sarana, Sungai pun Jadi Lapangan Volli


lontarnews.com
Kalau keinginan sudah tak bisa dibendung, apapun akan dilakukan. Termasuk kalau ingin berolahraga, kalau lapangan yang dibutuhkan memang tidak tersedia, sungaipun bisa dimanfaatkan. Seperti yang terjadi di Jember, akibat kemarau yang berkepanjangan dan sungai mengalami penurunan debit air, menjadikan sebagian dasarnya menyembul jadi daratan. Berubahnya dasar sungai menjadi daratan ini oleh pemuda setempat dimanfaatkan untuk bermain bola volli


Kemarau panjang yang melanda hampir sebagian besar daerah di tanah air dan menyebabkan terjadinya kekeringan, ternyata tidak selalu membuat resah masyarakat. Meski banyak orang yang mengeluh karena sulit mendapatkan air, namun di sisi lain ternyata ada juga sebagian masyarakat yang memanfaatkan musim kemarau ini untuk melakukan kegiatan tertentu.
Contohnya, sungai Jompo, yang terletak di belakang masjid Al Baitul Amien, Jember dan airnya mengalami penyusutan debit cukup tinggi, buat pemuda setempat ternyata memberi manfaat tersendiri. Mengecilnya debit air pada sungai Jompo, yang diikuti dengan berubahnya beberapa bagian dasar sungai menjadi daratan, oleh pemuda setempat dimanfaatkan untuk sarana olahraga bola volli.
Pemanfaatan dasar sungai yang sudah berubah menjadi daratan menjadi lapangan volli ball ini, karena di daerah itu sarana olahraga memang boleh dibilang sangat terbatas. Karena itu mereka berusaha memanfaatkan apa saja, asal bisa melakukan kegiatan olahraga. (ind)

Selasa, 11 Agustus 2009

Flu Babi Tidak Terlalu Berbahaya


lontarnews.com
Virus flu babi (H1N1) yang berasal dari daratan benua Amerika atau tepatnya negara Mexiko, dan bisa mengakibatkan kematian, pada dasarnya tidak perlu terlalu dicemaskan. Itu dikarenakan case fatality rate dari vitus ini, menunjukkan masih di bawah flu burung maupun demam berdarah dengue (DBD). Karena itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, dr Olong Fadjri Maulana, MARS, meminta masyarakat untuk tidak terlalu resah terhadap flu babi, meski harus juga tetap mewaspadainya.

Imbauan dr Olong ini disampaikan, karena angka kematian akibat kasus tersebut sangat rendah. Dibanding flu burung tingkat kematian pada penderita flu babi hanya 0,5 persen. Artinya jika ada 1000 orang yang terkena flu burung, maka kemungkinan yang meninggal bisa mencapai 700 hingga 800 orang.
Demikian juga dengan demam berdarah, jika ada 1000 orang yang menderita demam berdarah, maka kemungkinan yang meninggal bisa mencapai sekitar 10 orang. Sedang untuk flu babi, jika terdapat 1000 orang yang terserang, kemungkinan yang meninggal sekitar 5 orang. “Artinya lebih berbahaya Demam berdarah daripada flu baru (flu babi-red),” ujar dr Olong.
Pernyataan dr Olong yang melansir pernyataan resmi Menteri Kesehatan itu, dalam rangka menanggapi adanya keresahan masyarakat terhadap maraknya pemberitaan soal ancaman flu babi. Hanya saja, meski terbilang tidak terlalu membahayakan, masyarakat sebaiknya tetap mewaspadai kemungkinan terjangkit flu baru ini. “Paling tidak masyarakat harus tetap melakukan kebiasaan pola hidup bersih,” tukasnya.
Virus flu baru ini, kata Olong, gampang menular ke siapapun, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Penularannya bisa terjadi lewat dahak, bersin ataupun benda-benda seperti piring, sendok, gelas, handuk, sabun, maupun sikat gigi, yang sudah terkontaminasi virus atau yang dipakai penderita flu babi. “Jika itu bisa dihindari maka resiko tertular sangat kecil,” imbuhnya lontarnews. com di ruang kerjanya.
Dikatakannya, adanya perkembangan baru genetik maka penularan flu babi ini bisa melalui manusia bukan lagi binatang. Flu babi yang untuk pertama kalinya muncul di Mexiko dan disebut mexican strain ini, kini disebut flu baru. Dengan penyebaran melalui manusia, maka terbuka peluang setiap orang bisa terkena flu baru. Karena itu apabila salah satu anggota keluarga terjangkiti flu babi, hendaknya secepatnya dibawa ke rumah sakit ataupun puskesmas.
Dihimbau untuk penderita flu babi hendaknya diisolasi dalam kamar tersendiri, sehingga tidak menular ke anggota keluarga yang lain.
“Untuk penderita flu biasa apabila telah mencapai 3 hari tidak juga sembuh, sebaiknya segera ke petugas kesehatan, baik itu di puskesmas atau ke dokter dan sebaiknya mengisolasi dirinya hingga sembuh,”pungkasnya.(wan)


Rabu, 05 Agustus 2009

Jember Fashion Carnaval (JFC)





Sekelas Karnaval Bunga Pasadena

lontarnews.com.
Jember Fashion Carnaval (JFC) ke 8, yang digelar hari Minggu 2 Agustus 2009, dan merupakan icon dari Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ), mengundang decak kagum hampir seluruh penonton yang menyaksikannya. Beragam kreasi busana atau fashion yang diangkat dalam karnaval tahunan hasil olahan koreografer Dynan Faris ini, mampu membuat orang terperangah, karena bagusnya dan memang spektakulaer. Tak heran kalau Marta Tilaar, bos Perusahaan Komestik Sari Ayu, kemudian mengatakan Jember Fashion Carnaval tidak kalah dibanding Karnaval Bunga Paseda, Amerika Serikat.


Prof Dr.Ayu Sutarto, Budayawan dan Dosen Fakultas Sastra, Universitas Jember
“JFC Jember Bisa Jadi Global Village”
Saya melihat JFC ke-8 ini lebih hebat dari pelaksanaan JFC sebelumnya, sebagai warga Jember saya bangga dengan JFC sebab dari kota kecil seperti Jember ini muncul gagasan unik dalam bidang kreatifitas fashion dan merupakan trend mode global, dan JFC sebagai ikon kota Jember adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan.”Dengan sentuhan keagungan seni di balik maha karya desainer Jember, JFC telah menjadi milik Indonesia dan dunia. JFC ini sudah mengglobal dan tak heran sekarang Jember telah menjadi negeri yang mendunia atau global village, itu berkat kreatifitas dan inovasi berkumpulnya desainer Jember di ajang JFC,”tegas Ayu.
Ayu menambahkan, tema yang diusung JFC begitu beragam dari mulai sentuhan kedaerahan, disamping sentuhan yang lain seperti fiksi yang apik dan memikat terlihat dari busana yang mereka tampilkan. Ayu juga menampik adanya anggapan dari masyarakat bahwa JFC hanya berkiblat pada trend busana global tanpa mengindahkan budaya daerah, menurutnya prospek JFC ini masih menjanjikan sepanjang ide atau gagasan kreatifitas itu belum mati maka JFC kelak bisa disejajarkan dengan karnaval bunga Pasadena Amerika yang jauh lebih dulu ada ketimbang JFC ini.

Yon Sudiono, Kameramen Rajawali TV Kabupaten Malang
“JFC Perhelatan Akbar Dibidang Fashion Internasional,”
Bagi Yon Sudiono salah seorang kameramen Rajawali TV milik mantan KSAD Jendral Purnawirawan TNI R. Hartono di era kepemimpinan orde baru, sangat mengagumi JFC dan merupakan pengalaman tersendiri sepanjang hidupnya karena baru kali ini ia diundang ke Jember dan diberi kesempatan menyaksikan dari dekat karnaval yang mengundang decak kagum itu. “Di Malang aja karnaval seperti JFC ini tidak pernah ada, saya baru pertama kali lihat JFC dan tidak salah jika JFC menjadi ikon kebanggaan masyarakat Jember. Kreatifitas kostum yang dikenakan oleh peserta JFC itu layak diacungi jempol, karena dibuat dari bahan dasar yang murah, dan mudah didapat,”jelas Yon.
Menariknya lagi menurut Yon Sudiono perpaduan kostum dari unsur tradiosional dan modern bisa tampil bareng dan saling mendukung serta memiliki estetika yang sangat tinggi, dan tidak memalukan dan layak menjadi tontonan yang menghibur dan kehadirannya selalu dirindukan oleh banyak orang, sekaligus JFC bukan hanya sekedar karnaval tapi menjadi ajang perhelatan akbar dibidang fashion internasional. “Tahun depan saya ingin kembali ke Jember bila diundang lagi untuk melihat JFC oleh pihak panitia penyelenggara, sekali lihat JFC sulit dilupakan dan apa yang saya lihat hari ini tentang JFC akan saya ceritakan kepada orang-orang terdekat saya di Malang,”imbuh Yon.

Kartika Ibu, Rumah Tangga
“JFC Bukan Tontonan Murahan, Tapi Sekaligus Juga Mendidik ”
Setiap tahun disaat JFC unjuk kebolehan di alun-alun Jember dan selalu dibanjiri oleh penonton baik dari Jember maupun dari luar kota, Kartika ibu dua orang anak ini sengaja tidak pernah masak karena tidak mau melewatkan JFC begitu saja. ” Saya kira JFC itu tontonan bergengsi bukan murahan karena ide dan kreatifitas fashionnya selalu ada yang baru, uniknya tema yang dibawakan selalu mengikuti perkembangan yang ada di masyarakat. Saat berlangsung world cup (piala dunia) beberapa waktu lalu juga menjadi insipirasi kreatifitas JFC, ternyata itu juga yang menjadi ciri khas JFC sehingga enak ditonton dan tidak membosankan bagi siapa saja yang melihatnya,” kata Kartika.
Disamping itu JFC juga cukup mendidik masyarakat untuk mencintai produk dalam negeri, bahan kostum yang dipakai peserta JFC juga buatan dalam negeri dan tidak kalah kwalitasnya dengan produk luar negeri. “Melalui JFC ini sekaligus mengingatkan masyarakat bahwa kita juga punya produk dan budaya tradisional yang adi luhung, dan itu semua sudah dibuktikan oleh JFC bahwa apa yang dimiliki oleh negeri ini layak untuk untuk ditampilkan melalui karnaval semacam ini. JFC bagian dari BBJ tidaklah terlampau berlebihan, mengingat JFC diakui memberi andil untuk mendatangkan wisatawan domestik maupun mancanegara datang ke Jember melihat potensi wisata daerah yang ada.”terang Kartika.

Fendi Aditya, Mahasiwa Fakultas Hukum Universitas Negeri Jember
“ Rekor Catwalk Terpanjang Hanya Dipunyai Oleh JFC ”
Hadirnya JFC adalah sarana efektif mengangkat nama daerah dimata internasional melalui keragaman kereasi fashion yang dimiliki, bahkan JFC mampu memecahkan rekor dibidang peragaan busana dengan catwalk terpanjang di dunia yakni 3,6 Km. “Predikat itu memang pantas disandang oleh JFC dan itu hanya dipunyai oleh JFC, sebagai seorang mahasiwa kelahiran asli Jember tentu saya sangat bangga dengan JFC.Jujur saja teman-teman kuliah saya yang kebanyakan pendatang dari daerah lain banyak yang iri dengan JFC, kenapa di daerahnya karnaval semacam JFC tidak ada dan kenapa hanya dipunyai oleh Jember?. Ini menunjukan Jember khususnya JFC sangat kreatif sekaligus memberi pencitraan yang positif bagi daerah dan Indonesia sebagai bangsa yang ramah dan berbudaya.
Disisi lain JFC sangat mendukung program pemerintah pusat yakni tahun ekonomi kreatif dan visit Indonesia year 2009, melalui karnaval fashion dunia (world fashion carnival) JFC menyemarakan perkembangan dunia mode.“Paling tidak dengan adanya JFC Jember bisa jadi tujuan wisata diantara sekian banyak tempat wisata di Indonesia, itu sudah dirintis sejak delapan tahun lalu oleh JFC dan hasilnya sungguh luar biasa banyak turis dari mancanegara yang datang ke Jember. Siapa bilang JFC lebih condong ke budaya barat seperti yang dikatakan sebagian masyarakat, anggapan seperti itu tidak benar karena JFC masih bernuasa kebangsaaan” .pungkas Fendi

Andri Gromiko, Anggota Jember Photography (JPG)
“ JFC Obyek Foto Spektakuler Bagi Para Fotografer”
Bagi seorang fotografer seperti Andri Gromiko sangat diuntungkan dengan adanya JFC, karena selain menjadi daya tarik tersendiri bagi para fotografer juga JFC sebagai obyek foto yang luar biasa untuk menghasilkan sebuah foto yang bagus dan menarik.” Saya bangga dengan Jember karena menjadi tempat tujuan pemotretan ratusan fotografer baik dari dalam negeri dan luar negeri, saya merasa tertantang berbaur dengan fotografer lain dalam mengabadikan JFC ini untuk bersaing mendapatkan gambar berkwalitas dan sakan dimunculkan dalam website JPG.Kalau tidak ada JFC mungkin para fotografer tidak bisa satu panggung dengan fotograger asing, selain itu bisa saling bertukar pengalam dibidang fotografi“ jelas Gromiko kelahiran Batu Malang itu.
Diakui oleh Gromiko meski para fotgrafer “bule” pirantinya lebih canggih tapi tidak menciutkan nyali fotografer dalam negeri , kebanyakan fotografer Indonesia jugamemiliki jam terbang tinggi di dunia fotografi.” Hasil karya foto mereka bisa disejajarkan dengan fotografer asing, bahkan diantaranya ada yang pakar infra red sebuah teknik pengambilan foto. Mengabadikan JFC dalam foto berarti merekam sebuah peristiwa bersejarah, JFC layak untuk diabadikan dengan segala kehebatannya dan keanggunannya. Biarkan foto yang bicara tentang JFC karena setiap detik, setiap menit apa yang ditampilkan oleh JFC terekam oleh kamera fotografer. Itu menjadi momentum penting bahwa di Jember telah lahir maha karya seni yang agung dibidang fashion, duniapun mengakui kemampuan JFC yang sangat luar biasa itu ” tukas Gromiko.

Martha Tilaar, Produsen Kosmetik Sari Ayu
“JFC Tidak Kalah Dengan Karnaval Bunga Pasadena”
Hebat dan fantastis itu komentar yang terucap dari bibir produsen kosmetik ternamadi Indonesia Sari Ayu saat diundang untuk melihat langsung JFC, kegembiraan dan kekagumannya pada JFC ke 8 tidak bisa disembunyikan dari raut muka wanita berusia senja yang masih menampakkan sisa-sisa kecantikan di wajahnya itu. “Tidak rugi saya datang langsung ke Jember hanya untuk menyaksikan tontonan JFC, luar biasa itu kesan saya kepada JFC dan jarang ada karnaval seperti ini apalagi muncul dikota kecil seperti Jember ini. JFC bukan hanya wujud kreatifitas desainer di Jember seperti Dynan Fariz, tapi boleh jadi JFC sekarang ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup (life Style). Perubahan itu saya rasakan lebih mengarah kepada hal yang positif bukan hura-hura, dan sepertinya masyarakat Jember khususnya dan Indonesia pada umunya sudah menerima perubahan itu ”papar Martha Tilaar.
Kebetulan antara JFC dan kosmetik Sari Ayu ini ada hubungan kemitraan, Sari Ayu adalah kosmetik yang dipakai oleh JFC dan cocok sekali bagi kulit orang Indonesia. Kapasitas saya di JFC sebagai partisipator untuk menangani kosmetik yang dipakai para peserta, bisa dilihat sendiri kosmetik Sari Ayu ini tidak luntur saat dipakai ketika panas sekalipun. Sari Ayu sudah dipercaya JFC selama delapan tahun bermitra kerja, dan ini adalah kemitraan yang sinergis antara Dynan Faris seorang desainer dan Martha Tilaar seorang pakar kecantikan. JFC juga saya nilai penampilannya luar biasa bagusnya, kalau jujur boleh saya katakan di Amerika tidak kalah dengan karnaval bunga Pasadena. Bahkan tidak hanya saya saja yang bilang begitu, tapi ada beberapa teman saya diluar negeri setelah melihat JFC di televisi juga berpendapat demikian .,”tutur Martha Tilaar. (*)