Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 24 November 2015

LONTAR = 10 Raja Perempuan Nusantara

10 Raja Perempuan di Kerajaan Nusantara 
1.    Maharani Shima, Ratu Kerajaan Kalingga
Ratu Maharani Shima adalah ratu Kerajaan Kalingga atau Holing. Kerajaan ini terletak di daerah Jepara, Jawa Tengah. Ratu Shima bertahta selama 60 tahun, sekitar tahun 670 hingga 730. Ratu Shima dikenal sebagai ratu yang disegani karena menjunjung tinggi hukum. 
2.    Sri Isyana Tunggawijaya, Ratu Kerajaan Medang
Ratu Sri Isyana Tunggawijaya adalah putri Mpu Sindok. Ia memerintah Kerajaan Medang tahun 947, setelah kerajaannya pindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Suaminya bernama Sri Lokapala, seorang bangsawan dari Pulau Bali. 
3.    Dyah Tulodong, Ratu Kerajaan Lodoyong
Ratu Dyah Tulodong adalah ratu Kerajaan Lodoyong di Tulungagung, Jawa Timur. Ia dikenal sebagai pemimpin yang perkasa. Pada tahun 1032, ia mengalahkan Airlangga dari Kerajaan Kahuripan. 
4.    Tribhuwana Wijayatunggadewi, Ratu Kerajaan Majapahit
Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi adalah “raja”  ketiga Kerajaan Majapahit. Ia bertahta di kerajaan selama 33 tahun, mulai tahun 1328 – 1351. Nama aslinya Dyah Gitarja, putri Raden Wijaya dan Gayatri. Tribhuwana memerintah didampingi suaminya Kertawardhana. Ia turun tahta dan digantikan putranya Hayam Wuruk. 
5.    Prabu Stri Suhita, Ratu Kerajaan Majapahit
Prabu Stri Suhita adalah “raja” ke-6  Kerajaan Majapahit. Ia memerintah selama 20 tahun, yaitu pada  1427-1447. Ia memerintah didampingi suaminya  Bhra Hyang Parameswara Ratnapangkaja.
6.    Sri Sanggamawijayatunggawarman, Ratu Kerajaan Sriwijaya
Ratu Sri Sanggamawijayatunggawarman adalah pemimpin Kerajaan Sriwijaya. Pada tahun 1025, ia ditaklukkan Kerajaan Cola.
7.    Sultanah Syah Alam Barisyah, Ratu Kerajaan Perlak
Sultanah (sultan untuk perempuan) Syah Alam Barisyah adalah ratu Kerajaan Islam Perlak di Aceh. Ia naik tahta menggantikan ayahnya, Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Jauhan Berdaulat dan memerintah selama 29 tahun, 1196 – 1225. 
8.    Sultanah Nahrasiyah, Ratu Kerajaan Samudra Pasai
Sultanah Nahrasiyah adalah seorang ratu dari Kerajaan Samudera Pasai di Aceh yang memerintah tahun 1405-1428 . Ratu Nahrasiyah adalah anak  Sultan Zainal Abidin Malikudzahir.
9.    Sultanah Taj al-Alam Safiatuddin Syah, Ratu Kerajaan Aceh Darussalam
Sultanah Safiatuddin memerintah Kerajaan Aceh Darussalam dari tahun 1641 sampai 1675. Ia adalah putri tertua Sultan Iskandar Muda yang menggantikan suaminya Sultan Iskandar Tsani menjadi raja Aceh Darussalam.  
10. Sultanah Nurul Alam Naqiatuddin Syah, Ratu Kerajaan Aceh Darussalam 
Sultanah Naqiatuddin memerintah Kerajaan Aceh Darussalam selama 3 tahun, dari 1675 sampai 1678). Ia puteri Malik Radiat Syah. 

Minggu, 01 November 2015

LONTAR - Komandan Infanteri XXIII KNIL

                                                  Letkol J.H.J Brendgen

Komandan Infanteri XXIII KNIL, yang memimpin pertempuran di Jember melawan pasukan Brigade III Damarwulan, hingga gugurnya Letkol Moch Sroedji

LONTAR - Pelantikan Perwira KNIL

Pelantikan perwira Infanteri XXIII KNIL, Jember, Desember 1948): Prestise DA Cook, komandan peleton pionir, WG Hammer, HA Haenen, perwira intelijen dan EJ Feenstra, komandan peleton pembawa. Sumber : J.H.J. Brendgen : Belevenissen van een KNIL (Petualangan Seorang Perwira KNIL).

Kamis, 07 Mei 2015

LONTAR - Jember Masa Laloe

Jembersche Klinik 1910


                                      Kampanye Masyumi oleh Bey Arifin, di Jember, 29-8-1955
                                      
                                       Kampanye Prof Sumitro dari PSI, di Jember 31-7-1955

                                             
 Demo Buruh di Jember, 1 Januari 1954


Senin, 06 April 2015

LONTAR - Monumen Panduman



Monumen Panduman

Monumen Panduman. Monumen ini untuk mengenang pertempuran pasukan Brigade III/Damarwulan melawan tentara Belanda, setelah gugurnya Letkol Moch Sroedji. Pada pertempuran yang terjadi di Desa Panduman,Kecamatan Jelbuk ini, 7 orang pasukan Brigade Damarwulan, gugur.

Rabu, 01 April 2015

LONTAR - Mengenal Mbah Rambut

 Mengenal Mbah Rambut

Makam Mbah Rambut di Tanggul

Makam tua yang dikenal dengan Mbah Rambut ini menurut keterangan masyarakat yang tinggal di sekitarnya hanya berupa rambut dari seorang tokoh bernama asli Nur Hayin. Dari silsilah yang ada, serta menurut penjelasan anak cucunya, Mbah Rambut merupakan salah satu pasukan, sekaligus teman dekat Dipati Ukur.
Diperkirakan, Mbah Rambut sampai ke daerah Tanggul, setelah berakhirnya Perang Dipati Ukur (1628-1632). Kedatangan Mbah Rambut ke daerah Tanggul ini, setelah kalah perang melawan VOC. Akibat dari kalah perang itu, menjadi hampir seluruh pasukan Dipati Ukur menyingkir ke berbagai daerah, termasuk daerah Tanggul.
Setelah tinggal di daerah Tanggul beberapa tahun, Mbah Rambut meneruskan perjalanannya ke arah timur, dengan singgah di Bangsalsari, Rambipuji, Jember, hingga ke arah Banyuwangi, sampai ke Pecaron Situbondo. Perjalanan Mbah Rambut dalam rangka menyebarkan Islam itu, berakhir di Pecaron, Situbondo. Di tempat ini Mbah Rambut menghabiskan masa hidupnya sampai meninggal  

LONTAR - Situs Sejarah Umbulan

Umbulan, Situs Sejarah yang Tercecer

          
      Situs Sejarah Umbulan yang sudah menjadi kolam ikan setelah diambil pasirnya

Lontar - Kabupaten Jember, sebenarnya merupakan daerah yang banyak memiliki Situs Peninggalan Sejarah. Hanya saja, sampai saat ini, tidak banyak diketahui, situs sejarah itu peninggalan siapa.
Salah satunya stus sejarah yang ada di Dusun Bringinsari, Desa Jatimulyo, Kecamatan Jenggawah. Situs ini sebenarnya pernah diteliti oleh arkeolog Belanda, Stutterheim pada tahun 1933. Namun sampai ini belum ada kejelasan, peninggalan siapa dan apa sebenarnya bekas bangunan kuno yang ada di daerah tersebut. 
Masyarakat setempat hanya menyebut, bahwa itu merupakan peninggalan Gendrosari dan Kenconosari. Tapi siapakah Gendrosari dan Kenconosari itu ?. Sampai saat ini masih penuh misteri, yang harus ditelusuri oleh para pakar dan pemerhati sejarah, utamanya yang ada di Kabupaten Jember.
Sekilas, bekas bangunan tua yang oleh masyarakat setempat di sebut dengan Umbulan itu, hanya berupa pondasi dengan sisa bahan bangunan berupa batu bata merah berukuran lebar. Dilihat dari batu bata merah yang digunakan, bangunan tersebut diperkirakan semasa dengan jaman Majapahit.
Saat ini kondisi situs sejarah Umbulan, Jatimulyo, Jenggawah, sudah dalam keadaan rusak parah. Batu bata merah yang digunakan untuk bahan bangunan, sudah berserakan, bahkan sudah banyak yang hilang. Pada bagian tertentu, sudah ada kolam, yang diduga sengaja digali untuk diambil pasirnya. 

Minggu, 29 Maret 2015

LONTAR - Djember Tempo Doeloe

 Pilkades Jember Kidul, 10 Mei 1953

Penutupan Khursus Pamong Desa, 31 Desember 1953

Rabu, 25 Maret 2015

LONTAR - Tokoh Perang Kemerdekaan di Jember

Sumber : Buku "Letkol Moch Sroedji, Jember Masa Perang Kemerdekaan"
Penerbit : Inti Dinamika Publisher
Letkol Soerodjo, Komandan Resimen IV BKR/TRI, yang Pertama

Letkol Ki Tahiroedin, Komandan Resimen III BKR/TRI, yang Pertama

Letkol Moch Sroedji, Komandan Brigade III/Damarwulan, yang Pertama

Mayor Imam Soekarto, Komandan Brigade III/Damarwulan, yang Kedua

Mayor Syafioedin, pangkat terakhir Brigjen, mantan Danyon BN 25/Brigade III Damarwulan


Letkol dr Soebandi, PA Kesehatan Brigade III Damarwulan

Selasa, 24 Maret 2015

LONTAR - Para Pejuang Kemerdekaan di Jember yang Berjuang Saat Agresi Militer Belanda



  1. Achdjab

Atmodjo

Imam Soeprapto (Celana Panjang)

Letkol dr Soebandi

Sayuki

Veteran Perang Kemerdekaan di Jember

Mantan Pasukan BN 25/Brigade III Damarwulan

LONTAR - Agresi Militer Belanda : KNIL berlatih di Gunung Watu Pecah, Ambulu, Jember


Tentara KNIL berlatih di Gunung Watu Pecah, Ambulu, Jember  

LONTAR - Agresi Militer Belanda

Pasukan Marinir Belanda membuka peta di Pondokdalem, Tanggul, Jember

Operasi Militer oleh Pasukan Belanda di PG Semboro, Tanggul


Pasukan Marinier Belanda mendarat di Situbondo

Setelah mendarat di Situbondo, pasukan marinier Belanda bergerak menuju Jember