Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 29 Maret 2015

LONTAR - Djember Tempo Doeloe

 Pilkades Jember Kidul, 10 Mei 1953

Penutupan Khursus Pamong Desa, 31 Desember 1953

Rabu, 25 Maret 2015

LONTAR - Tokoh Perang Kemerdekaan di Jember

Sumber : Buku "Letkol Moch Sroedji, Jember Masa Perang Kemerdekaan"
Penerbit : Inti Dinamika Publisher
Letkol Soerodjo, Komandan Resimen IV BKR/TRI, yang Pertama

Letkol Ki Tahiroedin, Komandan Resimen III BKR/TRI, yang Pertama

Letkol Moch Sroedji, Komandan Brigade III/Damarwulan, yang Pertama

Mayor Imam Soekarto, Komandan Brigade III/Damarwulan, yang Kedua

Mayor Syafioedin, pangkat terakhir Brigjen, mantan Danyon BN 25/Brigade III Damarwulan


Letkol dr Soebandi, PA Kesehatan Brigade III Damarwulan

Selasa, 24 Maret 2015

LONTAR - Para Pejuang Kemerdekaan di Jember yang Berjuang Saat Agresi Militer Belanda



  1. Achdjab

Atmodjo

Imam Soeprapto (Celana Panjang)

Letkol dr Soebandi

Sayuki

Veteran Perang Kemerdekaan di Jember

Mantan Pasukan BN 25/Brigade III Damarwulan

LONTAR - Agresi Militer Belanda : KNIL berlatih di Gunung Watu Pecah, Ambulu, Jember


Tentara KNIL berlatih di Gunung Watu Pecah, Ambulu, Jember  

LONTAR - Agresi Militer Belanda

Pasukan Marinir Belanda membuka peta di Pondokdalem, Tanggul, Jember

Operasi Militer oleh Pasukan Belanda di PG Semboro, Tanggul


Pasukan Marinier Belanda mendarat di Situbondo

Setelah mendarat di Situbondo, pasukan marinier Belanda bergerak menuju Jember

Minggu, 15 Maret 2015

LONTAR - Mengenal Jenglot

Sosok yang posturnya mirip seperti manusia dan dikenal dengan nama Jenglot ini ditemukan di beberapa wilayah di nusantara, seperti Jawa, Kalimantan, dan Bali. Jenglot dipercaya memiliki kekuatan mistis dan memakan darah manusia. Masyarakat Indonesia meyakini jenglot sebagai makhluk yang memiliki kekuatan mistik dan dapat mengundang bencana. Secara medis, jenglot didefinisikan sebagai bukan makhluk hidup setelah diteliti oleh tim forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Melalui foto sinar Rontgen, tidak ditemukan unsur tulang (sebagai penyangga organ mahluk hidup) namun hal yang mengejutkan justru diperoleh dari penelitian DNA lapisan kulit jenglot yang mengelupas. Setelah diperiksa oleh Dokter Djaja Surya Atmaja dari Universitas Indonesia, ternyata lapisan kulit itu memiliki DNA mirip primata sejenis manusia. Akan tetapi, penyelidikan asal usul jenglot secara medis hanya dihentikan sampai di sana karena pemilik jenglot tidak mengizinkan jenglot dibedah, agar tidak ada hal buruk yang terjadi. Legenda jenglot juga diangkat ke dunia hiburan, terutama untuk tema misteri dan supranatural. Film Indonesia berjudul Jenglot Pantai Selatan disutradarai oleh Rizal Mantovani, dirilis pada Februari 2011

Jumat, 13 Maret 2015

Kamis, 12 Maret 2015

LONTAR - Perjalanan Bujangga Manik Dari Blambangan Barat di Sepanjang Pantai Selatan

Perjalanan Bujangga Manik Dari Blambangan Barat di Sepanjang Pantai Selatan
Bujangga Manik’s Jouneys 2, By Noorduyn

Dengan mengambil rute sepanjang pantai selatan Pula Jawa untuk perjalanan kembali, Bujangga Manik melewati Padangalun (1. 1028). Nama yang sangat mengingatkan Tawangalun (lih Java padang "cahaya, terbuka"., Dan tawang "terbuka, tidak dibayangi "). Nama (Tawang ALun) atau pangeran pada abad ke-17 dari Blambangan.
Kemudian dia "mencapai Gunung Watangan, yang menghadap pulau (nusa) Barong" (11. 1029-1030). Pegunungan Watangan ini terletak di sebelah timur Puger. Sedang Nusa Barong, merupakan pula kecil tak berpenghuni terletak di lepas pantai.
Dari sana ia (Bujangga Manik) datang ke Sarampon (1. 1032), yang tidak ada di peta kita, tetapi di Nagarakrtagama (22: 4b) tertulis sebagai desa Sarampwan, di mana Hayam Wuruk beristirahat sementara menghabiskan beberapa hari di Sadeng, dekat Puger saat ini, di tahun 1359. Selanjutnya Bujangga Manik melewati desa Cakru (1. 1033), yang masih ada saat ini, dan datang ke lurah dari Kënëp (tak dikenal) dan untuk (wilayah?) Lamajang Kidul (11. 1036-1037)

LONTAR - Letkol Moch Sroedji

Mochammad Sroedji

Lahir                           : Bangkalan 1 Pebruari 1915
Nama Orang Tua      : H Hasan dan Hj Amna
Nama Isteri                : Hj Mas Roro Rukmini (Puteri M Niti Sasmito dan Siti Mariyani)
Putera                         : Drs H Sucahyo Sroedji, Drs H Supomo Sroedji, Soedi Astutik
                                   Sroedji, Poedji Rejeki Irawati Sroedji.

Riwayat Pendidikan
Hollands Indishe School (HIS)
Kemudian Melanjutkan ke Ambachts Leergang

Riwayat Kemiliteran :
-         Pernah mengikuti Pendidikan Tinggi Opsir Tentara PETA di Bogor dengan
pangkat Tjudantjo PETA Besuki yang dipimpin Daidantjo Soewito.
-         Tahun 1943, sesudah menjalani pendidikan formal diangkat menjadi pegawai
Jawatan Kesehatan (Mantri Malaria) di Kabupaten Jember.
-         Karier Militer dimulai dari Sjudantjo di PETA (Da I Dan) Oktoer 1943-Agustus 1945 di Jember. Ikut mempelopori lahirnya BKR dan TKR di Karesidenan Besuki
-       September 1945-Desember 1946 dilantik menjadi Komandan Batalyon I, Resimen IV, Divisi VII TKR.  
-    Tahun 1946 dikirim ke front pertempuran di Krawang dan Bekasi, Jawa Barat
-   Januari 1947-1948, menjadi Komandan Resimen 40 Menak Koncar dan
merangkap sebagai Komandan Divisi VII Suropati, berkedudukan di Lumajang.
-   Tahun 1948, saat pemberontakan PKI di Madiun, diangkat sebagai Komandan 
Staf Gabungan Angkatan Perang (SGAP) yang bertugas menumpas PKI di Blitar   
bersama Batalyon Syafioedin, Magenda, Soeramin, Darsan Iroe serta kesatuan lain    seperti ALRI, Polri dan Kelaskaran.
-       Mei 1948-Agustus 1949, menjadi Komandan Resimen 40/Damarwulan/Divisi
    VII. Resimen ini kemudian berubah menjadi Brigade III Damarwulan/Divisi I  
    Jawa Timur.
-      Memerintahkan Wingate Action dari Lumajang, Klakah, Jember sejauh kurang
    lebih 500 kilometer, selama 51 hari

Letkol Moch Sroedji
Sumber : Letkol Moch Sroedj, Jember Masa Perang Kemerdekaan