Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 03 Agustus 2009

PAD Jember Naik Setiap Tahun


Jember-LONTAR
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Jember mengalami kenaikan tiap tahun. Tahun 2005 misalnya dari Rp 51, 47 milliar, tahun 2006 naik menjadi Rp 68 milliar. Sedangkan tahun 2007 mengalami kenaikan tertinggi menjadi Rp 89 milliar dan di tahun 2008 PAD Jember meningkat menjadi Rp 135.470 milliar. Demikian disampaikan Drs Suprapto, Kepala Dinas Pendapatan Daerah Pemkab Jember


Dikatakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) itu bersumberkan dari pajak daerah, retribusi daerah, pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain lain pendapatan daerah yang sah. “Jumlahnya tiap tahun selalu meningkat, ”lanjutnya.
Dari sisi sektor pajak daerah di tahun 2005 Jember hanya bisa merealisasikan Rp 16 milliar, di tahun 2008 meningkat tajam menjadi Rp 24 milliar lebih per tahun. Sementara itu retribusi daerah meliputi (parkir, dan ijin galian) di tahun 2005 direalisasikan sebesar Rp 22 milliar, di tahun 2008 menjadi Rp 65 milliar lebih.
Lebih jauh Suprapto, menegaskan bahwa banyak hal yang masih bisa digali untuk menambah pemasukan PAD di Kabupaten Jember. Belum lagi ada proses perijinan tentang galian B bidang pertambangan, dan belum optimalnya pajak-pajak di rumah sakit swasta terkait pelayanan di Kabupaten Jember. “Sementara ini Pemkab Jember masih belum memiliki perda khusus terkait pertambangan galian B, sehingga masih mengandalkan galian C untuk retribusinya, ”ujar Suprapto.
Padahal, katanya potensi besar terkait pertambangan masih banyak yang bisa digali di Kabupaten Jember. Bukan hanya itu, belum optimalnya pengelolaan tempat wisata milik Pemerintah yang menurutnya bisa dikelola oleh swasta dengan profesional. “Pemerintah akhirnya diuntungkan, karena bisa mematok target. Tapi yang jelas MoU harus jelas terlebih dahulu, ”ujar Suprapto, dengan segudang terobosan dan ide ini.
Diharapkan ke depan dengan kemampuan Anggaran Kabupaten Jember yang mencapai Rp 1.280 Trilliun itu, pemerintah bisa berbuat lebih banyak lagi. Bahkan untuk meningkatkan pendapatan daerah itu Dispenda berupaya untuk memaksimalkan target pemasukan beberapa retribusi diantaranya tempat wisata, hotel, dan restoran yang tumbuh dengan pesat di Kabupaten Jember.
“Iklim investasi itu membuat pendapatan daerah meningkat. Tapi jaminan investasi itu adalah terkait keamanan, dan stabilitas daerah harus tetap terjaga, ”ujar Suprapto. (joy)

DPRD Jember Dukung Pembangunan Pabrik Semen

Jember-LONTAR.
Kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jember, menyambut baik dimanfaatkannya bahan galian batu kapur di Gunung Sadeng, Desa Grenden, Kecamatan Puger, untuk bahan baku semen. Pasalnya, dengan dimanfaatkannya batu kapur untuk bahan baku semen, ada harapan kesejahteraan masyarakat setempat akan membaik


Selama ini, potensi bahan galian batu kapur yang terdapat di Grenden, Puger, lebih banyak dimanfaatkan untuk memenuhi bahan bangunan. Pun pengerjaannya dilakukan secara tradisional. Padahal kekayaan yang terkandung di dalamnya, cukup besar
Karena itu, masuknya investor yang akan memanfaatkan bahan kapur untuk bahan baku semen tersebut, disambut baik oleh kalangan dewan. Masuknya investor yang diikuti dengan didirikannya pabrik semen di kawasan itu, dinilai anggota dewan sebagai pertanda baik untuk masa depan Jember.
Diharapkan, dengan didirikannya pabrik semen mini dengan kapasitas 1000-3000 ton perhari itu, akan berimbas pada sektor yang lain. Sehingga seluruh potensi yang ada dapat dieksplorasi untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Anggota komisi B DPRD Kabupaten Jember, H Niti Suroto, mengatakan didirikanya pabrik sement mini yang menggunakan bahan baku dari Gunung Sadeng, Grenden, Puger, tidak perlu dikhawatirkan akan menghabiskan cadangan bahan galian yang ada di sana. Itu karena, proses didirikannya pabrik semen di kawasan tersebut, sebelumnya sudah melalui kajian dan analisis mendalam, baik dari sisi ekonomi maupun masa jangka waktu eksploitasi baku yang dimanfaatkan.
“Jadi tidak perlu khawatir, karena penggunaan bahan baku batu gamping sebagai semen, tidak akana habis, mengingat kapasitas produksi yang dihasilkan kategori kecil,” ujarnya.
Untuk tahap awal produksi, pabrik semen ini akan menggunakan bahan baku dari limbah bongkahan batu-batu yang berserakan dan menggunung di kaki Gunung Sadeng. Bongkahan batu dari hasil penambagan para penambang yang tidak termanfaatkan itu, kemudian diolah untuk dijadikan semen.
Pemanfaatan limbah batu gamping untuk bahan semen ini menurut Niti, sebagai hal yang sangat inovatif. Mengingat, selama ini bongkahan batu gamping itu, hanya dibiarkan menggunung tanpa termanfaatkan dengan baik.
“Saya sama sekali tidak merasa was-was maupun dirugikan adanya pabrik semen mini Puger. Kalau ada masyarakat yang masih was-was, itu berlebihan memandang suatu yang baru dan belum diketahui manfaatnya untuk kepentingan yang lebih besar,”katanya.
Menurutnya, pendirian pabrik semen di kawasan itu pada saatnya nanti akan dapat memberikan keuntungan kepada banyak pihak, khususnya para penambang. “Penambang tradisional akan lebih diberdayakan, dengan satu catatan dibangun komitmen yang jelas. Sehingga kedepan produksi pabrik semen akan lebih meningkat seiring meningkatnya kesejahteraan warga masyarakat Puger secara umum,”imbuh Niti.(ind).