Wikipedia

Hasil penelusuran

Rabu, 26 Agustus 2009

Langit Sumberbaru Bertabur Bintang



Rabu malam (19/8), Kecamatan Sumberbaru, layaknya sebuah kota yang terbakar. Di sana sini tampak api menyala-nyala memerahkan hampir setiap sudut kota kecamatan di ujung paling barat wilayah Kabupaten Jember itu. Segenap lapisan masyarakat dilibatkan untuk ikut memerahkan sekaligus memeriahkan tiga event secara bersamaan (BBJ, HUT Kemerdekaan RI ke 64 dan Menyambut Ramadhan

Kecamatan Sumberbaru, yang terbilang sebagai sebuah kota kecil, agaknya tidak mau kalah dengan kota kecamatan lainnya yang lebih besar. Dalam memeriahkan puncak kegiatan Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ), dan HUT Kemerdekaan RI ke 64, serta menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1430 H, panitia setempat menggebyar sejumlah kegiatan yang cukup mendapat perhatian masyarakat.
Hasilnya, pagelaran tiga event sekaligus ini, mendapat respon yang sangat tinggi dari masyarakat setempat. Pawai Obor yang merupakan kegiatan inti dari acara pada malam itu, disambut penuh antusias oleh masyarakat setempat.
Masyarakat tidak hanya sekadar menikmati kegiatan dan hiburan yang disajikan panitia kecamatan. Tapi mereka juga ikut melibatkan diri lewat pembakaran kembang api.
Tak pelak, dari kembang api yang dibakar masyarakat ini, langit Sumberbaru penuh dengan kemilau bintang. Hamparan langit di atas Kecamatan Sumberbaru, terlihat benderang dipenuhi percikan kembang api yang beterbangan dari berbagai pemukiman penduduk.
“Yang dinyalakan panitia sebenarnya hanya yang di belakang panggung itu, tapi nggak tahu kok kembang apinya bisa menjadi banyak. Ini inisiatif dari masyarakat sendiri. Mungkin masyarakat juga ingin memeriahkan perayaan malam ini,” kata Ir Suyono, Camat Sumberbaru.
Berperan aktifnya masyarakat untuk memeriahkan acara pada malam ini, diakui Suyono, sangat membanggakan. Karena itu membuktikan, tingkat kepedulian masyarakat terhadap daerahnyam cukup tinggi. Masyarakat merasa ikut bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi di Sumberbaru.
Karena itu, mereka dengan rela hati mengeluarkan dan hanya sekadar untuk ikut memeriahkan puncak kegiatan BBJ, HUT Kemerdekaan dan menyambut datangnya Ramadhan. Tingginya rasa peduli masyarakat terhadap daerahnya ini menurut Suyono, harus terus diasah agar semakin berkilau.
“Ini potensi besar yang perlu mendapat perhatian lebih. Karena potensi yang seperti ini, bisa dijadikan modal untuk mengembangkan Kecamatan Sumberbaru ke arah yang lebih baik,”tandas Camat Suyono, yang pada malam itu didampingi Kepolsek, Danramil dan Kepala UPT Dinas Pendidikan, Kecamatan Sumberbaru.
Sementara pagelaran Pawai Obor yang dihelat secara besar-besaran oleh panitia Kecamatan Sumberbaru, diikuti hampir sepuluh ribu orang. Peserta Pawai Obor yang berasal dari berbagai kalangan, siswa SD/MI, SMP/MTs, SMKN, pegawai dan karyawan dari berbagai instansi dan lembaga, serta masyarakat umum itu, dibagi menjadi dua kelompok pemberangkatan.
Peserta yang berasal dari sebelah barat kantor kecamatan atau lapangan Yosorati, pemberangkatannya dimulai dari lapangan Desa Jatiroto. Sedang peserta yang berasal dari sebelah timur kecamatan atau lapangan Yosorati, pemberangkatannya dipusatkan di lapangan Desa Pringgowirawan.
Semua peserta pawai yang berangkat dari arah berlawanan itu, berjalan dengan membawa obor menuju satu titik di lapangan Yosorati sebagai finish. Selanjutnya setelah sampai di finish, seluruh peserta, baik yang berangkat dari lapangan Desa Jatiroto maupun Pringgowirawan, membuang obornya yang masih menyala di tempat pembuangan yang sudah disediakan panitia.
Di lapangan Yosorati sebagai tempat bertemunya dua kelompok peserta Pawai Obor, panitia menyiapkan sejumlah hiburan. Selain hiburan musik dangdut, di tempat itu pula digelar pertandingan Pencak Silat antar perguruan se Kecamatan Sumberbaru.
Uniknya, diantara mereka yang menjadi peserta Pawai Obor, diantaranya ada yang berdandan Can Macanan Kadduk. Selain itu ada juga yang berdandan ala Gorilla, Monyet bahkan Hantu Pocong.
Dandanan unik yang mereka kenakan itu, tak urung mendapat perhatian penonton yang memadati sepanjang route yang dilalui peserta pawai obor. “Semula perkiraan peserta yang akan mengikuti acara ini di atas sepuluh ribu orang. Tapi karena saat ini pesantrean sedang liburan, yang ikut pawai hanya sekitar 9000 orang lebih sedikit,” papar Suyono, yang diiyakan Ketua Panitia HUT Kemerdekaan RI ke 64, Deddy Nur Ahmadi, SP. (um).



Tahun 2014 Semua Guru Harus S-1


lontarnews.com
Kebijakan yang diambil oleh pemerintah pusat bahwa tahun 2014 mendatang tenaga pendidik di Indonesia harus sudah S-1, hal itu terungkap saat Dirjen Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik Kependidikan (PMTPK) Departemen Pendidikan Nasional menghadiri seminar internasional pendidikan dalam rangka bulan berkunjung ke Jember (BBJ) Selasa (28/7) bertempat di hall RM. Sari Utama Jl.Hayam Wuruk Jember. Seminar yang diprakasai oleh Dinas Pendidikan Pemkab Jember dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengangkat topik profesionalisme guru, ratusan peserta yang terdiri dari guru, kepala sekolah dan UPT dinas pendidikan yang tersebar di 31 kecamatan di Kabupaten Jember diundang dalam acara tersebut

Menanggapi keinginan pemerintah terkait perningkatan sumber daya manusia (SDM) guru di Indonesia tahun 2014 sudah S-1, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember Drs.H.Ahmad Sudiyono, SH. MSi.MPsi menyambut baik dan mendukung semua upaya yang diambil oleh pemerintah pusat demi peningkatan kwalitas pendidikan nasional. “Saya mendukung apa yang dikemukan oleh wakil dari pemerintah pusat yang datang dalam seminar pendidikan ini, sudah saatnya pendidikan di Indonesia mutunya lebih ditingkatkan untuk mengejar ketinggalan dengan negara lain salah satunya guru harus lebih profesional saat menjalankan fungsinya sebagai tenaga pendidik disaat jam belajar mengajar di sekolah sedang berlangsung,”kata Ahmad .
Apabila dalam tahun tersebut masih ada guru yang belum melaksananakan anjuran pemerintah maka yang bersangkutan tidak berhak menerima tunjangan profesi, mengingat batasan waktu guru harus S-1 masih cukup lama oleh karenanya para guru yang belum melanjutkan ke bangku kuliah hendaknya segera menindak lanjuti himbauan pemerintah tersebut.Di Jember sendiri menurut Ahmad masih ada guru yang berlatar belakang pendidikan D-II, namun hal itu tiap tahunnya bisa diatasi oleh Pemkab Jember untuk mengkuliahkan guru tersebut lewat jalur Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBD) .“Ada juga yang kuliah atas biaya sendiri mengingat keterbatasan anggaran APBD, dengan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi paling tidak guru di Jember telah memenuhi syarat dan layak untuk mengajar,” kata Ahmad.
Ahmad menambahkan, apa yang diinginkan oleh pemerintah agar semua guru nantinya S-1 sangat dilematis, mengingat banyak guru di Jember yang mendekati purna tugas masih belum S-1. ” Kebijakan pemerintah dengan memberikan tunjangan profesi ini kepada para guru untuk menaikan harkat dan martabat guru paling tidak harus diimbangi oleh kwalitas pribadi guru yang bersangkutan. Kepada guru yang masih muda dan tamatan D-II jangan takut dengan seruan itu, ini tantangan bagi para guru untuk memperbaiki diri. Kedepan pendidikan butuh guru yang profesional dan berwawasan luas, salah satunya dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yakni perguruan tinggi. Saya senang apa yang jadi rencana pemerintah, dan saya berharap di Kabupaten Jember sendiri 2014 juga tidak dijumpai lagi guru yang hanya tamat D-II”tandasnya.(qeqe)


Perlu Penambahan Petugas Jaga Perlintasan KA

lontarnews.com
Masyarakat pengguna jalan di wilayah daerah operasional (Daop IX) Jember mulai dari Kabupaten Banyuwangi hingga Kabupaten Pasuruan bila sedang melintas di perlintasan rel kereta api dihimbau untuk lebih berhati-hati, Pasalnya banyak perlintasan kereta api di daerah-daerah itu dibiarkan tanpa ada seorang penjaga.

Dari catatan yang ada di kantor PT. KAI (Kereta Api Indonesia) Daop IX Jember, jumlah perlintasan kereta api di wilayah Daop IX Jember mencapai 197 buah. Dari jumlah tersebut hanya 95 pintu perlintasan yang memiliki penjaga, selebihnya adalah perlintasan yang tidak terjaga.
Sedang di Kabupaten Jember sendiri, yakni mulai dari Garahan, Kecamatan Silo hingga Kecamatan Tanggul, jumlah perlintasan KA mencapai 129 buah. Dari jumlah itu, 33 perlintasan diantaranya dijaga oleh petugas dari PT. KAI Daop IX Jember.
Humas PT.KAI Daop IX Jember Hariyanto mengatakan, selama ini banyak masyarakat yang cenderung menyalahkan PT. KAI sebagai penyebab bila terjadi kecelakaan kereta api dengan kendaraan lain. Harianto memaklumi alasan tersebut mengingat banyak anggota masyarakat yang kurang memahami UU.No.14 Tahun 1992 tentang lalu lintas jalan dan PP No.43 Tahun 1992 tentang prioritas pertama untuk berlalu lintas. Dalam aturan PP tersebut disebutkan bahwa para pengguna jalan harus mendahulukan kereta api yang sedang melintas diperlintasan, kedua mobil ambulan yang tengah membawa pasien dan ketiga adalah kendaraan kepresidenan. “Fungsi palang pintu untuk mengamankan perjalanan kereta dari gangguan kendaraan lain, inilah kataristik khusus yang dipunyai oleh kereta api dengan memiliki jalur tersendiri,”ungkap Harianto.
Layak tidaknya sebuah perlintusan diberi pos penjagaan perlintasan menurut Hariyanto, dilihat dari kepadatan lalu lintas yang ada serta apakah perlintasan tersebut bebas dari pandangan.Menurut Kepmen.Hub No.53 tahun2000 tentang pertanggungan jawab perlintasan , disebutkan siapapun yang membuat perpotongan jalan dengan jalur kereta api yang terlebih dahulu ada maka pertanggungan jawab ada pada pembuat jalan tersebut begitu juga sebaliknya.”Jumlah karyawan PT.KAI Daop IX Jember 1149 orang, kalau setiap pintu perlintasan dibutuhkan 3 orang penjaga maka 1176 karyawan PT KAI akan habis untuk menjaga 392 pintu perlintasan yang masih tidak terjaga dan dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit untuk membayar mereka sesuai standart upah minimum kabupaten (UMK),”papar Harianto.
Selain itu Harianto juga menambahkan, untuk membangun pintu perlintasan kereta api harus ada ijin dari dirjen perkeretaapian. Disamping itu PT KAI juga masih mengeluhkan banyaknya bangunan rumaha di sepanjang pinggiran rel kereta api, selama ini mereka para pemilik rumah yang menempati lokasi dipinggir rel kereta api itu statusnya dilegalkan dengan cara ikatan kontrak dengan PT.Kai. Apabila masih ditemui bangunan rumah yang tidak berijin dan menganggap menganggu pandangan jalannya kereta api maka terpaksa rumah tersebut akan dibongkar paksa setelah terlebih dahulu mendapat peringatan dari PT.KAI. “Saya minta kesadaran masyarakat tidak mendirikan bangunan di pingirnya rel kereta api, sehingga menghalangi pandangan masinis saat sedang bertugas dan bisa berdampak pada celakanya kereta api,”papar Harianto.(bhre)


Jember Layak Dapat Bintang


lontarnews.com
Masuknya Kabupaten Jember dalam deretan Sembilan Bintang Otonomi Daerah se-Indonesia tidak saja membanggakan dan merupakan kehormatan bagi masyarakat Jember. Namun diraihnya prestasi itu, banyak mengundang tanggapan dari berbagai kalangan.

Hal ini dikarenakan, terpilihnya Jember sebagai salah satu dari Sembilan Bintang Otonomi Daerah, dinilai semakin melengkapi prestasi-prestasi sebelumnya yang pernah diraih dan berlevel nasional. Keberhasilan itu menunjukkan bahwa upaya keras dari seluruh jajaran di lingkup Pemkab Jember yang dilandasi etos dan semangat kerja yang tinggi, akhirnya membuahkan hasil.
Sebagaimana yang dibuktikan Dinas Koperasi dan UMKM, Kabupaten Jember. Lewat lembaga keuangan mikro masyarakat (LKMM) yang digagas dan didirikan di hampir seluruh desa dengan salah satu kegiatannya bernama bank mokro atau bank gakin (keluarga miskin), akhirnya mampu mendorong berkembangnya UMKM.
Yang patut dibanggakan lagi, upaya ini sebagai satu solusi smart untuk ekonomi kerakyatan yang tidak lagi menggantungkan pada bank-bank kosipa dengan bunga yang sangat mencekik. Karena itu, kelangsungan dari pengembangan sektor UMKM dan Bank Gakin ini perlu dipertahankan.
Mengingat, keberadaannya sangat dibutuhkan masyarakat kecil dalam kondisi dan situasi apapun. Bahkan kalau perlu pemerintah memberikan tambahan modal untuk bank gakin ini. Sehingga bank ini bisa melayani lebih banyak lagi masyarakat miskin yang membutuhkan.
Menanggapi keberhasilan Kabupaten Jember pada pentas 9 bintang otonomi daerah tingkat nasional, Ketua Sementara DPRD Kabupaten Jember, Saptono Yusup S.Sos mengatakan, upaya luar biasa yang dilakukan bupati Jember untuk mengentaskan kemiskinan dengan aplikasi beragam program itu, terbukti membuahkan hasil. Keberhasilan itu diantaranya termasuk pengaplikasian Bank Gakin dan pemberdayaan UMKM yang bersentuhan langsung dengan kepentingan rakyat kecil (kawula alit).
Oleh karenanya keberhasilan kabupaten Jember guna mensejajarkan diri dengan 9 kabupaten ternama di negeri ini merupakan keberhasilan bersama seluruh masyarakat Jember. “Inovasi ini tentunya karena adanya dukungan dan pelayanan dari birokrasi para pejabat di lingkup pemkab Jember,”ujarnya.
Saptono Yusup menilai bahwa keberhasilan yang diraih Jember tidak sekadar dari tingkat keberhasilan yang diraih oleh program UMKM semata. Tapi lebih dari itu, ini adalah suatu pola dari UMKM yang memiliki multiplier effect bagi kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Sehingga kelompok masyarakat maupun pereorangan yang bergerak di sektor UMKM, akan bisa mandiri dan terlepas dari sistem ketergantungan kepapa bank titil. “Oleh karenanya saya sependapat manakala Pemkab Jember menambah besaran anggaran sebagai suntikan sekaligus dana segar untuk pertumbuhan dan perkembangan bank Gakin khususnya yang bergerak di sektor UKMK,” tutur Saptono.
Diakhir perbincangannya, Saptono Yusuf menyarankan, agar keperluan modal yang menjadi harapan dari bank gakin, tetap bisa dicairkan oleh bank peminjam atau pemerintah. “Sangat disayangkan kalau di tahun-tahun mendatang untuk pertambahan dana segar bagi UMKM tidak diperbesar, ini sebuah kemunduran,” pungkasnya.(bhre)


Demi Menghibur Rakyat Camat Menari Di Jalan


lontarnews.com
Bulan Agustus, yang merupakan saat paling bermakna bagi seluruh masyarakat Indonesia, akan terasa hambar kalau di dalamnya, tidak diisi dengan sejumlah kegiatan. Tidak saja olahraga yang bisa digelar pada bulan Agustus itu, tapi berbagai hiburan bahkan permainan rakyat pun bisa digelar, agar kemeriahan Agustus sebagai bulan bersejarah bisa dinikmati seluruh bangsa Indonesia.

Di Kecamatan Umbulsari, dalam rangka memeriahkan peringatan HUT Kemerdekaan, yang jatuh pada Agustus, panitia hari besar nasional (PHBN) kecamatan setempat, berusaha untuk menghidupkan kembali karnaval yang sudah sejak sebelas tahun lalu tidak pernah diadakan. Harapannya, dengan dihidupkannya kembali karnaval ini, masyarakat di daerah itu akan bisa menikmati kemeriahan agustusan.
Keinginan masyarakat di Kecamatan Umbulsari untuk ikut memeriahkan sekaligus menikmati hari terbebasanya bangsa Indonesia dari penjajahan ini, begitu terlihat ketika pendaftaran untuk karnaval dibuka. Masyarakat tampak begitu antusias untuk mengikuti kegiatan karnaval yang sudah sebelas tahun tidak pernah lagi mereka nikmati.
Belum lagi, saat karnaval itu digelar, hampir sepanjang jalan yang dilalui peserta karnaval, masyarakat berdiri dengan sabar menunggu melintasnya arak-arakan. “Wajar kalau masyarakat begitu antusias menyambut karnaval ini, karena sudah sebelas tahun tidak diadakan,” kata Drs Purwoadi, Camat Umbulsari.
Diadakannya kembali karnaval oleh panitia hari besar nasional (PHBN) Kecamatan Umbulsari itu, kata Camat Puruwoadi, berawal dari niatan untuk memberikan hiburan segar kepada masyarakat sekaligus melengkapi kegiatan-kegiatan Agustusan yang digelar di kecamatan itu. Karena itu, untuk pelaksanaannya pihak kecamatan mengupayakannya dengan berbagai cara asal bisa meriah.
Camat Purwoadi sendiri, kaitan dengan kemerian karnaval ini berusaha mengajak pejabat dari jajaran muspika untuk ikut ambil bagian dalam karnaval itu. Hasilnya, tiga pimpinan kecamatan (tripika) Umbulsari, Camat, Danramil dan Kapolsek Umbulsari, ikut tampil di karnaval itu.
Mereka mengenakan pakaian khas Jawa Timur, yang serba hitam lengkap dengan udengnya. Uniknya lagi, ketiga pimpinan tingkat kecamatan itu, tidak hanya tampil sendiri tapi masing-masing ditemani isterinya.
Camat Purwoadi bersama isteri yang berada pada barisan terdepan dalam rombongan karnaval itu, menyuguhkan tontonan sekaligus hiburan menarik kepada penonton yang memadati route karnaval sejak dari start di lapangan Gunungsari hingga finish di halaman kantor Kecamatan Umbulsari.
Dengan luwesnya Camat Purwoadi, melenggak lenggokkan tubuhnya mengikuti alunan tembang Jawa yang diputar panitia karnaval. “Ini untuk menghibur sekaligus agar lebih dekat dengan masyarakat. Makanya kita ngajak teman-teman muspika untuk ikut tampil dalam karnaval ini,” tandasnya.
Ajakan Camat Purwoadi kepada jajaran Muspika itupun bak gayung bersambut. Danramil dan Kapolsek setempat turut ambil bagian dalam karnaval itu dengan mengajak isterinya. “Ini bentuk kebersamaan dan kekompakan dari muspika. Karena dengan modal kekompakan dan kebersamaan ini, semua masalah termasuk pelaksanaan pembangunan akan mudah dilaksanakan,” tambah Danramil Umbulsari. (bhre)


Kadispendik Jember Tolak Tudingan Paksa Beli Laptop

lontarnews.com
Pengadaan Laptop yang oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Jember dibebankan kepada kepala sekolah, terus mendapat sorotan dari berbagai kalangan. Pasalnya, pengadaan laptop yang per unitnya seharga Rp 10 juta itu, di dalamnya ada aroma pemaksaan

Padahal harga standart untuk sebuah laptop dengan skala bagi para pengguna non profesional hanya berkisar Rp 5 juta rupiah, seperti yang terdaftar pada beberapa outlet toko komputer dan internet. Karena itu sejumlah kalangan menilai, kalau dugaan pemaksaan pengadaan laptop itu memang benar adanya, maka sama artinya Dinas Pendidikan Jember telah memperburuk citra pendidikan.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik), Drs H.Ahmad Sudiono, SH. M.Si, yang ditanya soal pengadaan laptop oleh sejumlah wartawan di Pemkab Jember, menolak pemberitaan yang ditulis media masa terkait pengadaan lapto. Menurutnya berita itu tidak benar, bahkan menurut Ahmad, selaku kepala dinas pihaknya tidak pernah memerintahkan untuk membeli dari Dinas Pendidikan.
“Kita tidak pernah mewajibkan untuk membeli laptop mas, tetapi saya akan memberi peringatan keras kepada kepala sekolah jika dalam pelaksanaan BOS tidak sesuai, karena seperti yang sudah menjadi peraturan bahwa pembelian komputer atau laptop tercantum pada aturan nomor 13 selama kebutuhan sekolah sudah dapat terpenuhi,” tegas Ahmad kepada sejumlah wartawan.
Achmad mengaku, bahwa Dinas Pendidikan tidak pernah mewajibkan sekolah untuk membeli laptop dari Dinas Pendidikan. Justru sebaliknya menurut dia, semua sekolah dipersilahkan untuk mengambil dari pihak manapun, asal barangnya cocok dan asli bukan hasil rakitan. “Saya persilahkan bagi setiap sekolah untuk membeli pada pihak lain, dan tidak harus mengambil dari Koperasi Dinas Pendidikan,” tandasnya
Sekadar diketahui munculnya kontroversi ini berawal dari pernyataan Saiful, Kepala SMP Negeri 7 Jember, di beberapa media terkait perintah kepada kepala sekolah untuk menyisihkan sebagian dana BOS guna pembelian laptop lewat Dinas Pendidikan Jember. Kepada sejumlah wartawan yang menghubungi lewat telepon selulernya, Saiful membenarkan, bahwa pernyataan dirinya di media massa sesuai perintah dari Kepala Dinas Pendidikan.
Perintah itu kata Saiful, disampaikan kepada kepala sekolah yang menerima dana BOS. Hanya saja seiring dengan ramainya pemberitaan soal pengadaan laptop ini, belakangan dirinya mulai dipojokkan.
“Mas saya jadi bingung, pada awalnya ini memang sebenarnya perintah dari Kepala Dinas, tetapi sekarang malah berubah lagi. Saya sebagai orang kecil merasa bingung mas,” ucap Saiful.
Saat ditanya keberadaan David selaku pihak yang telah ditunjuk dalam pengadaan Laptop tersebut, Saiful juga membenarkan bahwa pemilik toko ASIA tersebut memang pernah datang di pertemuan kepala sekolah di wilayah Puger beberapa waktu yang lampau. “Saya merasa tertekan dengan adanya pemberitaan ini mas, memang orang kecil seperti saya selalu menjadi korban, tetapi jika saya selalu ditekan dan dipojokan pada saatnya nanti saya akan bongkar semuanya,” tegas Saiful dengan nada datar.
Dilain pihak, Kepala Bidang TK/ SD Dinas Pendidikan Jember, Drs. Jumari, ketika dikonfirmasi terkait pengadaan laptop itu mengaku tidak tahu menahu. Bahkan dia mengaku tidak pernah dilibatkan sama sekali dalam setiap masalah yang menyangkut bidang pengawasannya.
“Saya tidak berani komentar mas, karena saya sendiri tidak tahu terkait masalah pengadaan laptop tersebut, sampeyan tanyakan langsung ke Bu Wiwik (KTU Dispendik) selaku Manager BOS,”pinta Jumari.
Kepala Tata Usaha Dinas Pendidikan Jember, Dra. Wiwik, saat ditanya wartawan, mengaku cukup punya waktu untuk wawancara, selain juga tidak bersedia memberi penjelasan rinci terkait pengadaan laptop. “Nanti saja setelah pukul satu siang mas, tetapi kalau kepala dinas sudah memberi komentar saya rasa sudah cukup, karena komentar hanya pada satu pintu,”tukasnya.(ind)