Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 31 Mei 2011

LONTAR - Indonesia Pusat Peradaban Kuno




Bukti Indonesia sebagai pusat peradaban tua, kian terbukti dengan semakin banyaknya peninggalan sejarah yang ditemukan. Salah satu sisa peninggalan prasejarah yang bisa dijadikan dasar bahwa Indonesia merupakan pusat peradaban tua adalah Situs Gunungpada dan Panggulan, di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Jember.
Luas kompleks bangunan prasejarah yang kurang lebih 900 m² tersebut, terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan berada di atas areal sekitar 3 ha. Komplek situs prasejarah ini diyakini sebagai punden berundak terbesar di Asia Tenggara.
Laporan pertama mengenai keberadaan situs ini dimuat pada Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD, "Buletin Dinas Kepurbakalaan") tahun 1914. Sejarawan Belanda, N. J. Krom juga telah menyinggungnya pada tahun 1949. Setelah sempat terlupakan, pada tahun 1979 tiga penduduk setempat, Endi, Soma, dan Abidin, melaporkan kepada Edi, Penilik Kebudayaan Kecamatan Campaka, mengenai keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak yang mengarah ke Gunung Gede.
Selanjutnya, bersama-sama dengan Kepala Seksi Kebudayaan Departemen Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, R. Adang Suwanda, ia mengadakan pengecekan. Tindak lanjutnya adalah kajian arkeologi, sejarah, dan geologi yang dilakukan Puslit Arkenas pada tahun 1979 terhadap situs ini.
Lokasi situs berbukit-bukit curam dan sulit dijangkau. Kompleksnya memanjang, menutupi permukaan sebuah bukit yang dibatasi oleh jejeran batu andesit besar berbentuk persegi. Situs itu dikelilingi oleh lembah-lembah yang sangat dalam. Tempat ini sebelumnya memang telah dikeramatkan oleh warga setempat. Penduduk meyakini situs tersebut sebagai tempat Prabu Siliwangi, raja Sunda, berusaha membangun istana dalam semalam.
Diperkirakan situs Gunungpadang ini merupakan tempat pemujaan bagi masyarakat yang bermukim di daerah itu pada sekitar 2000 tahun S.M. Hasil penelitian Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir menunjukkan kemungkinan adanya pelibatan musik dari beberapa batu megalit yang ada. Selain Gunungpadang, terdapat beberapa tapak lain di Cianjur yang merupakan peninggalan kebudayaan megalitikum.
Naskah Bujangga Manik dari abad ke-16 menyebutkan suatu tempat "kabuyutan" (tempat leluhur yang dihormati oleh orang Sunda) di hulu Ci Sokan, sungai yang diketahui berhulu di sekitar tempat ini[4]. Menurut legenda, Situs Gunungpadang merupakan tempat pertemuan berkala (kemungkinan tahunan) semua ketua adat dari masyarakat Sunda Kuna. Saat ini situs ini juga masih dipakai oleh kelompok penganut agama asli Sunda untuk melakukan pemujaan. (*)

Kamis, 19 Mei 2011

“El loco” Gonzales Obati Kerinduan Gibol Jember




Jember, Lontar News. Kedatangan Gonzales ke Kota Jember, 15 Mei lalu, agaknya menjadi pelepas dahaga masyarakat pecinta bola di daerah ini. Munculnya Gonzales yang memang ditunggu-tunggu masyarakat pecinta bola itu, tak urung membuat ruas jalan Sultan Agung, Jember harus ditutup total. Karena begitu antusias untuk melihat langsung bintang pujaannya, yang namanya mencuat saat Piala AFF 2011 lalu.
Christian “el-Loco” Gonzales yang datang ke Jember bersama anak dan isterinya, bak sebuah magnet bagi masyarakat di kota yang dikenal dengan tembakaunya itu. Mereka berharap, kedatangan bintang sepakbola asal Uruguay hasil naturalisasi ini mampu menjadi pembangkit tim kebanggaan masyarakat Jember, Persid, yang saat ini sempat mati suri.
Kekaguman masyarakat Jember yang tumplek blek di alun-alun kota Jember atas bintang sepakbola ini, kian membuncah ketika sang bintang “El-Loco” memberikan Clinic Coaching. Kepada bibit baru tim Persid, yang didampingi mantan pelatih Persid Jember, Tumpak Pasaribu, El-Loco” memberikan contoh bagaimana bermain bola yang baik.
Kedatangan Gonzales yang dinilai bak guyuran hujan di musim kemarau ini, agaknya juga dirasakan pihak penyelenggara sekaligus Dirut Riebn Collection, Hendy Siswanto. Kata Hendy, didatangkannya Gonzales dalam kesempatan ini diharapkan mampu memberikan semangat baru bagi masyarakat Jember akan kecintaannya kepada Persid, yang saat ini tengah mengalami peceklik gelar juara.
Hendy juga mengaku bangga melihat antusias masyarakat yang masih tinggi terhadap persepakbolaan di Jember. Ungkapan yang sama juga disampaikan Christian Gonzales. Dia mengaku sangat banggga dan salut terhadap sambutan masyarakat Jember kepada dirinya.
Besarnya sambutan itu, kata Gonzales menunjukkan bahwa kecintaan dan rasa bangga akan timnas masih sangat melekat di hati masyarakat Jember. “Saya bangga, salut kepada masyarakat, karena meraka masih cinta kepada kami (timnas),” kata El-Loco dengan sedikit mengeja.
Sementara seorang warga, Romli, 37 tahun, warga Kecamatan Patrang, yang juga berkesempatan menyaksikan kedatangan Gonzales menyatakan rasa senangnya atas acara yang menghadirkan Christian Gonzales ke tengah-tengah masyarakat Jember. Karena langkah seperti ini, kata dia, bisa mengobati kerinduan masyarakat Jember akan tim kebanggaan yang dirasakan telah mati suri.
“Ini obat rindu untuk orang Jember, khususny para gibol, meski Persid sekarang jauh dari harapan juara, namun kecintaan orang Jember masih ada. Apalagi ditambah konflik yang ada di tubuh PSSI saat ini, ini adalah obat kangen mas,” imbuhnya. (Indra).