Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 04 Agustus 2009

Panbers Ingin Ciptakan Lagu untuk Jember


Ada perasaan senang dan bahagia, ketika jejak kaki menapak di bumi yang pada beberapa tahun sebelumnya pernah disinggahi. Itulah Benny Panjaitan yang bersama kelompoknya Panbers, mencoba menapaki kembali masa kejayaannya seperti era tahun 70-an. Dia mengaku senang bisa datang kembali ke Jember, sebagaimana pernah dilakukan pada tahun 1974 silam.
Tiga puluh lima tahun yang silam atau tepatnya tahun 1974, sekelompok anak muda yang tergabung dalam grup musik,Panbers menggebrak Kota Jember. Dengan kepiwaiannya memainkan alat musik, mereka menyenandungkan lagu karya ciptanya sendiri yang ketika itu cukup hits.
Mereka yang tergabung dalam kelompok musik Panjaitan Bersaudara (Panbers) itu, merupakan grup musik papan atas pada era 70-an. Banyak lagu yang diciptakan sekaligus dilantunkannya sendiri sangat digemari ketika itu.
Diantara lagu yang berhasil menembus puncak tangga lagu dan sangat populer ketika itu adalah, Pilu, Hidup Terkekang, Kisah Cinta Remaja, Semusim Bunga, Pelipur Lara, Maafkan Daku, Akhir Cinta, Risau, Pergi dan Berlalu, Gereja Tua, Mengapa Harus Jumpa dan beberapa lagu lainnya.
Kini di usianya yang sudah tidak muda lagi, mereka berusaha mencoba untuk mengenang kembali kejayaan sebagaimana pernah diraihnya pada masa lalu. Sejumlah kota yang pada masa keemasannya dulu pernah disingghi, kini didatanginya lagi.
Salah satu kota yang menjadi daerah tujuan dari napak tilas kejayaan Panbers itu adalah Kota Jember. Di kota ini, Benny Panjaitan, sebagai dedengkot sekaligus vokalis Panbers, mengaku punya kesan tersendiri. Banyak kenangan yang dirasakannya di kota dengan julukan Kota Tembakau ini.
Begitu indah nama Jember di mata Benny, hingga dia berkeinginan untuk membuat lagu yang berceritera soal Jember. “Saya ingin membuat lagu tentang Jember. Katanya di sini (Jember) ada pantai yang indah. Itu bisa kita jadikan lagu,”ucapnya.
Indah kedengarannya kalau saja keinginan Benny menciptakan lagu tentang Jember itu bisa terlaksana. Setidaknya masyarakat Jember akan merasakan kebanggaan nan tak terhingga, karena daerahnya dibuat lagu oleh seorang seniman besar yang namanya sangat dikenal.
Benny mengaku tertarik untuk menulis lagu tentang pantai Papuma, setelah ia melihat gambar pantai itu dari buku profil dan potensi Kabupaten Jember, yang diterimanya dari Wakil Bupati Jember, Kusen Andalas dalam acara ramah tamah di aula bahwa Pemkab Jember. Dari gambarnya, kata Benny pantai itu terlihat sangat indah. “Bisa kita buat lagu misalnya, Senja di Papuma”, kata Benny.
Bahkan kalau mungkin, untuk pembuatan lagu tentang Pantai Papuma ini, bisa dilakukan lewat lomba. Sehingga dengan begitu, seluruh masyarakat dan seniman, bisa mengikutinya. “Lagu itu nantinya bisa dijadikan trade mark Kabupaten Jember,” tandasnya. (ind)

Malam Amal Kemanusiaan PMI Bersama Panbers


Jember-LONTAR.
Sebagai publik figur, keberadaan seorang artis di mata masyarakat, dipandang sebagai sosok yang memiliki kelebihan tertentu. Karena itu tak jarang kehadiran mereka dalam suatu kegiatan, banyak menyedot perhatian masyarakat, sebab memang dielu-elukan.

Nah, dalam rangka menyedot perhatian masyarakat ini, PMI cabang Kabupaten Jember, mengundang kelompok musik legendaris Panjaitan Bersaudara (Panbers), ke Jember. Kehadiran Panbers yang akan tampil dalam acara Tembang Kenangan di Rumah Makan New Sari Utama pada Selasa malam, 4 Agustus ini, dalam rangka Malam Amal Kemanusiaan dan Kampanye Anti Narkoba PMI.
Namun begitu, sebelum memulai acaranya, personil Panbers, yang terdiri dari Benny Panjaitan, Asido Panjaitan, Hans Panjaitan dan Doan Panjaitan, pada siang harinya berkesempatan untuk bertemu pejabat Pemkab Jember. Kehadiran pemusi-pemusik gaek di Jember ini diterima Wakil Bupati Jember, Kusen Andalas dan Asisten Ekonomi Pembangunan, Drs H Edy B Susilo, M.Si, di aula bawah Pemkab Jember.
Kepada personil Panbers, pada kesempatan itu Wabup, mengatakan, bahwa secara umum Jember tidak termasuk dalam daerah yang rawan penyalahgunaan obat-obatan terlarang (narkoba). Bebasnya Jember dari persoalan narkoba ini, kata wabup, karena Pemkab Jember sendiri berusaha untuk terus melakukan antisipasi pada setiap kemungkinan terjadinya penggunaan narkoba.
Selain itu, kata wabup, sejalan dengan program jangka pendek dan menengah Pemerintah Kabupaten Jember, prioritas pembinaan mental lewat lembaga pondok pesantren senantiasa dilakukan. “Jember ini dikenal sebagai kota pendidikan. Pondok pesantrennya saja tidak kurang dari 700 lembaga. Karena itu arah pembangunan di sini (Kabupaten Jember), adalah Jember Relegius,” terang Wabup, yang didampingi Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Pemkab Jember, Drs H Edy B Susilo, M.Si.
Sementara Benny Panjaitan, vokalis sekaligus maskot dari kelompok Panbers, pada kesempatan itu menyatakan kegembirannya karena bisa hadir di Kota Jember, yang pada tahun 1974 silam, pernah dikunjunginya. Kehadirannya di Jember ini, kata pelantun lagu-lagu populer Panbers, seperti Pilu, Semusim Bunga, Risau, Pergi dan Berlalu, Hidup Terkekang dan Akhir Cinta dan sebagainya itu, selain dalam rangka Malam Amal Kemanusiaan dan Kampanye Anti Narkoba PMI, sekaligus untuk bernostalgia.
“Saya senang bisa datang lagi ke kota Jember. Ini napak tilas dari perjalanan Panbers mulai dari Medan, hingga ke Jember,” kata Banny, didampingi saudara-saudaranya yang tergabung dalam kelompok Panbers. (ind)