Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 06 September 2009

Siswa dan Ortu Keluhkan Kamar Mandi Sekolah Kotor

Hasil Survey Terhadap Pelayanan Pendidikan di Jember
Jember Terbina. Hasil survey pengaduan yang dilakukan oleh Asistensi Teknis Pemerintah Republik Federal Jerman melalui lembaga Gesellschaft fur Technische Zusammenarbeit (GTZ) dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara menunjukkan bahwa pengaduan tertinggi siswa dan orang tua murid merasa kamar mandi untuk siswa yang kotor yaitu sebanyak 9.033 responden.

Sasaran survey kepada siswa Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jember, Jawa Timur. Hal tersebut terungkap dalam penandatangan janji dan rekomendasi perbaikan pelayanan bidang pendidikan di Jember, Jumat (4/9) kemarin.
Menurut Perwakilan GTZ, Hamim Wajdi, mengatakan pihaknya sudah melakukan survei pengaduan di 10 lembaga sekolah yang berstandar nasional (SSN) dan berstandar internasional (SBI) di Kabupaten Jember, untuk mengetahui keluhan siswa dan wali murid terhadap pelayanan pendidikan di sekolahnya masing-masing. “Kami menerima 10 pengaduan tertinggi yang dikeluhkan siswa dan wali murid dalam pelayanan pendidikan, “kata Hamim.
Hamim mengungkapkan, sepuluh urutannya pengaduan tertinggi itu adalah kamar mandi untuk siswa kotor, guru sering menggunakan ponsel saat mengajar, kamar mandi untuk siswa kurang, meja dan kursi siswa rusak, jumlah komputer kurang dan sering rusak, jumlah dan koleksi buku di perpustakaan kurang, metode mengajar membosankan, informasi jenis pembiayaan yang gratis dan tidak jelas, rancangan anggaran belanja sekolah (RAPBS) tidak diumumkan, dan sistem penerimaan siswa baru (PSB) belum baku dan selalu berubah.
Menurut Hamim, survey yang dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan berisi 33 jenis pengaduan kepada 18.600 responden siswa dan wali murid di 10 SSN dan SBI terkait Indeks Pengaduan Masyarakat (IPM) di bidang pendidikan. “Sebanyak 15.429 responden di antaranya mengisi dan mengembalikan daftar pertanyaan tersebut, “ujarnya.
Untuk itu, bersama Lembaga Administrasi Negara RI akan dilakukan kembali survei peninjauan terhadap 10 lembaga sekolah tersebut setelah enam bulan ke depan. Hal itu untuk memastikan adanya tindak lanjut dari pengaduan tersebut. “Kami sudah memberikan rekomendasi kepada 10 lembaga sekolah itu sesuai jumlah pengaduan paling tinggi di sekolah-sekolah, agar mereka memperbaiki pelayanan pendidikan kedepan, “katanya.
Sementara itu Bupati Jember MZA Djalal minta kepada para sekolah yang menjadi sasaran survey untuk menindaklanjuti komitmen ini dengan berbagai cara, bahkan Djalal mencontohkan sebaiknya setiap sekolah memasang komitmen itu berupa tulisan dan baliho, agar setiap hari baik siswa maupun guru dapat melihat dengan jelas dan selalu ingat akan komitmennya untuk segera memperbaikinya. “Ihktiar ini merupakan bagian dari pelayanan kepada masyarakat/publik, “jelasnya.
Lebih jauh Bupati Djalal menjelaskan bahwa kualitas pendidikan tidak hanya ditentukan dari adanya proses belajar mengajar saja, melainkan ada faktor lain yaitu lingkungan yang juga sangat menpengaruhinya. “Terbukti dari hasil survey faktor lingkungan menempati rangking teratas berupa kamar mandi untuk siswa yang kotor sebanyak 9.033, “ujarnya.
Adanya survey yang dilakukan oleh lembaga Gesellschaft fur Technische Zusammenarbeit (GTZ) dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara disambut baik oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Drs. Ahmad Sudiyono yang mengatakan kegiatan ini merupakan langkah maju untuk melakukan perbaikan dibidang pendidikan. “Namun demikian pihaknya juga akan melakukan pemantauan dan monitoring terhadap 10 sekolah yang menjadi sasaran survey, agar komitmen yang telah disepakati bersama dapat diwujudkan secara bersama-sama, “pintanya.
Ahmad Sudiyono juga berharap agar nantinya komitmen perbaikan pelayanan bidang pendidikan ini juga dilaksanakan kepada semua sekolah yang ada di Kabupaten Jember. “Saya minta semua sekolah dapat meniru dan melaksanakan komitmen ini berjalan dengan baik, “pungkasnya.(ind)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar