Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 06 Juli 2009

Bravo, Visit Jember Month !!!

Mungkin tidak terlalu berlebihan kalau di awal tulisan ini, penulis menyampaikan ucapan Selamat untuk Bapak Bupati Jember, Ir MZA Djalal. Karena dengan gagasan dan upayanya, Kota Jember sekarang lebih dikenal dan banyak dibicarakan orang dari lain daerah.

Bravo untuk Pak Djalal. Kami kagum dan harus memberikan acungan jempol atas upaya yang sudah dilakukan, karena lewat gagasan-gagasannya sekarang Kota Jember banyak mengalami perubahan. Tidak hanya namanya saja yang semakin dikenal orang di lain daerah dan mancanegara, tapi performa Kota Jember, juga terlihat semakin cantik saja.

Dari sisi pemberdayaan, sukses melambungkan nama Jember melalui gebyar Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ) ini, juga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Banyak perusahaan konveksi dan percetakan, kebanjiran order, menjelang BBJ digelar,.

Belum lagi bagi perusahaan makanan yang ada di Jember. Dengan semakin banyaknya kegiatan yang digelar pada event BBJ, para penjual makanan atau catering ini, banyak yang menerima pesanan. Dan yang seperti ini, sejak awal BBJ direncanakan memang sudah menjadi harapan dari penggagasnya, yaitu Bupati Djalal sendiri.

Itu dari sektor tertentu saja, belum lagi dari sektor yang lain. Lewat BBJ dan kegiatan promosi potensi yang dilakukan ke berbagai penjuru, sekarang Kabupaten Jember, mulai dilirik para pemilik modal. Setidaknya sudah ada beberapa investor yang sudah menanamkan modalnya di daerah ini, seperti Pizza Hut, Pabrik Semen Puger, dan Penambangan Pasir Besi, di Kencong.

Dari beberapa catatan ini kiranya cukup untuk sekadar contoh, bahwa sebagian dari tujuan digelarnya BBJ, sudah tercapai. Memang disadari, untuk tercapainya semua tujuan itu, bukanlah perkara gampang, karena selain membutuhkan waktu yang cukup, proses pencapaiannya pun juga tidak mudah, butuh perjuangan dan berbagai upaya.

Sekarang terlepas dari hasil yang sudah dicapai lewat gelaran BBJ. Kini yang patut mendapat perhatian dari keinginan demi keinginan yang hendak dicapai lewat BBJ adalah, bagaimana momentum tahunan ini tidak sampai menyingkirkan peradaban dan kebudayaan serta mengorbankan keadiluhungan norma yang berlaku di masyarakat.

Boleh-boleh saja Jember mengobsesikan dirinya menjadi daerah tujuan wisata, dan itu sangat bagus. Karena kalau impian itu bisa terwujud, maka tingkat kunjungan wisata ke daerah ini, akan semakin tinggi. Buntutnya, masyarakat akan ikut kecipratan rejeki dari perputaran uang lewat kegiatan belanja para wisatawan.

Masyarakat bisa menjual berbagai produk yang dihasilkan. Baik yang berupa hasil kerajinan (souvenir), produk pakaian, songkok dan batik khas Sumberjambe, usaha makanan, atau hasil bumi dari para petani.

Hanya saja yang perlu mendapat perhatian, yakni kemungkinan berubahnya masyarakat dan wajah Jember, ketika banyak wisatawan asing masuk. Karena klau Jember sudah kerap dikunjungi wisatawan, utamanya yang datang dari luar negeri, maka ada yang namanya penetrasi budaya. Dimana, peradaban yang lebih tinggi, berkecenderungan akan menekan (mempengaruhi) peradaban lain yang lebih rendah

Karena itu, untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya yang demikian, perlu kiranya Pemkab Jember, sedikit lebih selektif dalam menentukan obyek wisata yang akan dikembangkan. Kalau sekiranya obyek wisata itu akan bisa mempengaruhi (merusak) budaya masyarakat lokal, mungkin ada baiknya kalau upaya pengembangannya, perlu ditinjau ulang.

Contoh, pengembangan kewisataan pantai sebagaimana yang sudah dilakukan beberapa daerah atau negara, seperti Bali, Hawaii, Kawasan Caribian, atau Pattaya di Thailand, dan lainnya, para wisatawannya lebih banyak dari kalangan yang suka buka-buka aurat. Atau dengan kata lain, mereka suka tidak menggunakan pakaian (telanjang-red), saat menikmati dan bermain di pantai.

Nah, kalau yang seperti ini dikembangkan di Jember, jelas akan banyak mendapat tantangan dari masyarakat. Karena disadari atau tidak, budaya yang hidup di daerah penghasil Tembakau ini, kental dengan nuansa keagamaan.

Karena itu, kalau boleh usul, pengembangan kewisataan di Jember, haruslah tetap mengacu pada kehidupan budaya yang berlaku di masyarakat. Artinya, pengembangan potensi kewisataan ini, dilandasi oleh kebiasaan-kebiasaan yang biasa dilakukan masyarakat.

Banyak yang bisa dilakukan, kaitan dengan pengembangan kewisataan dengan nuansa natural ini. Seperti Angon Bebek atau Panen Padi, yang biasa dilakukan masyarakat pedesaan, kalau kegiatan itu bisa dikemas dengan baik dan dilokalisir, maka akan mempermudah wisatawan asing untuk menikmatinya.

Ketertarikan wisatawan asing terhadap hal-hal yang naturalis ini, sering disampaikan mereka yang memang pernah berhubungan dan melihat langsung para turis yang terheran-heran melihat seorang pengembala bebeknya.

Tidak hanya itu saja yang bisa dilakukan dalam rangka meningkatkan kunjungan wisata ke Jember. Masih banyak kegiatan dan potensi lain yang bisa dikembangkan untuk kepentingan kewisataan. Contoh lain, Sungai Bondoyudo, yang letaknya persis di pinggir jalan poros Jember-Surabaya dan arusnya cukup tenang, sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lomba dayung atau rakit.

Kalau lomba dayung atau rakit ini bisa digelar di sungai itu, jelas akan banyak mendapat perhatian dari pengguna dan penumpang kendaraan yang melintas di jalan tersebut. Dan ujung-ujungnya, masyarakat kecil bisa memanfaatkan event itu untuk menambah pendapatannya.

Karena itu, mari kita bangun kewisataan Jember dengan nuansa dan aroma yang benar-benar berbau Jember. Banyak yang bisa dilakukan untuk kemajuan dunia wisata di Jember, tanpa harus mencontoh atau mencontek daerah lain.

Daerah ini kaya akan potensi kewisataan. Tinggal bagaimana potensi kewisataan yang tersebar di hampir seluruh kecamatan di Jember itu bisa dikemas dan dimanaj dengan baik, sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi.

Dan yang terpenting lagi, bagaimana upaya peningkatan kunjungan wisata ke Jember ini, tidak sampai merusak budaya dan kebiasaan yang sudah hidup secara turun temurun. Bravo, Pak Djalal. Bravo, Visit Jember Month (BBJ). Jember must be developed based on its own characteristic. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar