Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 23 November 2009

Kunjungan Bupati ke Eropa Harus Dilihat dengan Kacamata Positif


LONTAR NEWS.
Keberangkatan Bupati Jember, MZA Djalal, ke sejumlah negara di daratan Eropa, bersama beberapa orang pejabat, yang sempat mendapat sorotan dari sejumlah kalangan mendapat tanggapan dari Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) HM Arum Sabil, SP. Arum mengatakan, kepergian Bupati Djalal, ke Eropa itu, seharusnya tidak dinilai negatif. Mengingat tujuan dari keberangkatannya ke Eropa, dalam rangka menggaet para pemilik modal yang di daratan Eropa, agar mau berinvestasi di Jember.
Arum menegaskan, upaya mencari terobosan atau semacam study banding sebagaimana dilakukan Bupati Jember, MZA Djalal ke Eropa, adalah sebuah kewajiban yang mesti dilakukan oleh seorang pemimpin masyarakat sekaligus daerah. Sebab dengan cara itu, paling tidak akan ada gambaran dari apa yang sudah dilihatnya di daratan Eropa. “Wajib bagi seorang bupati sebagai kepala daerah untuk memberdayakan masyarakatnya. Karena itu kepergian pak bupati ke Eropa dalam rangka menggaet investor, haruslah dilihat dengan kacamata positif,” kata HM Arum Sabil, tokoh petani tebu dari Kecamatan Tanggul, sekaligus sebagai Ketua APTRI.
Arum menilai, upaya Bupati Jember datang ke sejumlah negara di Eropa itu, tidak berbeda jauh dengan study banding. Sehingga dari apa yang dilihatnya di Eropa, setidaknya akan ada gambaran, bagaimana pola pemberdayaan masyarakat yang dijalankan di negara tersebut.
Apakah pola pemberdayaan di Eropa bisa dijalankan di Jember atau tidak. Kalaupun tidak bisa diterapkan sepenuhnya di Jember, menurut Arum, pola pemberdayaan masyarakat di Eropa itu, bisa saja disesuaikan dengan kondisi masyarakat dan daerah Jember.
“Ini upaya yang bagus. Artinya Pak Bupati mau jemput bola. Kalau tidak mau jemput bola, kapan investor mau datang ke Jember. Karena itu saya sangat setuju dengan upaya ini,” tandasnya.
Hanya saja yang perlu dilakukan oleh Pemkab Jember, berkaitan dengan upayanya menarik investor agar mau menanamkan modalnya di daerah ini, adalah ketersediaan sarana prasarana yang dibutuhkan. Yang paling dibutuhkan oleh pengusaha, agar mereka mau datang ke Jember, menurut Arum, adalah ketersediaan sarana transportasi yang memadai.
Arum menjelaskan, keberadaan lapangan terbang (lapter) Notohadinegoro, yang sampai saat ini belum beroperasi, haruslah segera dioperasikan. Karena bagi penguasa, ketersediaan sebuah lapter sangatlah fital, untuk memudahkan bergerak dari satu daerah ke daerah lain.
Tidak terkecuali dengan Jember. Kalau ingin investor mau menanamkan modalnya di daerah, yang terlebih dahulu harus dilakukan adalah menyediakan lapangan terbang yang memadai. “Kalau ingin ada investor yang masuk ke Jember, transportasinya harus memadai. Teman-teman saya aja bingung ketika akan datang ke Jember. Mereka tanya, nanti saya akan tidur di mana,” ujarnya.
Ketersediaan bandara yang memadai ini kata dia, sangatlah mutlak bagi Jember, karena jika tidak, maka jangan harap akan ada investor yang mau menanamkan modalnya di daerah ini. “Kalau APBD tidak cukup, minta support APBN. Buatlah bandara sesuai standar nasional,” tandasnya.
Arum yakin, kalau bandara Notohadinegoro bisa dioperasikan, maka akan terjadi pertumbuhan penginapan di Kota Jember. Setidaknya, hotel bintang tiga, akan banyak bermunculan di daerah dengan julukan Kota Seribu Pesantren ini. (gun)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar